MAKALAH PEDAGOGIKA “PEDAGOGIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN"
https://yuniuptt.blogspot.com/2017/09/makalah-pedagogika-pedagogik-sebagai.html
“PEDAGOGIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogika
Dosen
Pengampu: Iis
Aprinawati, M.Pd
Disusun Oleh :
NUR JANNAH 1686206028
RABIATUL WAHYUNI 1686206056
WATRI LIANTI 16862060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami panjatkan
kepada ALLAH SWT.
Karena berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul
“Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan”. Dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah “Pedagogika” yang diberikan
oleh dosen Ibu Iis Aprinawati, M.Pd.
Akhirnya
Makalah ini dapat
kami selesaikan berkat bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing yang memberikan
bahan-bahan materi, dan kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan banyak memberikan dukungan dan
motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Apabila dalam makalah
ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisannya, untuk itu kami mengharapkan
kritik, saran dan bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna buat kita semua, aamiin.
Bangkinang
Kota, 2 Maret 2017
Kelompok
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan........................................................ 2
1. Konsep Pengetahuan................................................................................... .... 2
2. Pengertian Ilmu Pengetahuan...................................................................... .... 5
B. Karakteristik
Ilmu dan Kriteria Ilmu Pengetahuan............................................... 8
C.
Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan.................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat
ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar
terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu
mengembangkan pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta
mempertajam hati nurani anak. Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana
membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa
tugas pendidik dalam mendidik anak, apa yang menjadi tujuan mendidik anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengetahuan dan ilmu
pengetahuan?
2. Bagaimana karakteristik dan criteria
Ilmu Pengetahuan?
3. Kenapa Pedagogik disebut sebagai
Ilmu Pengetahuan?
C. Tujuan
Sedangkan
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian
pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui karakteristik dan
criteria Ilmu Pengetahuan.
3. Untuk mengetahui sebab mengapa
Pedagogik disebut sebagai Ilmu Pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1.
Konsep Pengetahuan
Dalam
pandangan umum, ilmu atau ilmu pengetahuan sering diartikan sebagai salah
sesuatu yang kita kenal atau ketahui mengenai suatu hal atau objek. Kita
mengetahui suatu hal tersebut diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, baik bersumber dari pengalaman kita sendiri dalam mengatasi
masalah yang dihdapi dalam kehidupan keseharian, dari informasi atau cerita
orang lain, dari kebiasaan atau adat istiadat.
Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui
obyek-obyek di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan. Berikut
pengertian beberapa ahli tentang pengetahuan:
a.
Sidi Gazalba
dalam Sadulloh (1983:2) mengatakan Pengetahuan adalah apa-apa yang diketahui sebagai hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari pada kenal,
sadar, insyaf, mengerti, dan pandai. Semua pengetahuan itu adalah milik atau
isi pikiran.
b.
Pudjawidjana, Mendefinisikan pengetahuan sebagai
reaksi pada manusia dengan semua rangsangan yang terjadi di alat untuk
melakukan indera penginderaan jauh pada objek tertentu.
c.
Menurut
Onny S. Prijono, Pengetahuan yang diperoleh dari nilai membiasakan
orang-orang ini mengembangkan rasa ingin tahu.
d.
Sumadi (1996), Menunjukkan bahwa pengetahuan
adalah kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol, proses, dan teori.
e.
Notoadmojo (2002), Mendefinisikan ide bahwa
pengetahuan adalah hasil dari perilaku manusia yang terjadi setelah
penginderaan dari objek tertentu, teori serupa diungkapkan oleh Locke.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas kami menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu
yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi, ide yang
diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal.
Ada teori tentang kebenaran yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan
apakah pengetahuan itu benar atau salah,
a. Teori Korespondensi
Kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran
merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi
lingkungannya. Teori ini paling luas diakuai realis.
b. Teori Koherensi
Kebenaran bukan persesuaian antara pikiran dengan kenyataan, melainkan
kesesuaian secara harmonis antara pendapat/pikiran kita dengan pengetahuan kita
yang telah dimiliki. Teori ini pada umumnya diakui olleh golongan idealis.
c. Teori Pragmatisme
Kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kita hanya bisa
mengetahui dari pengalaman kita saja.
Menurut Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan/ kebenaran yang dapat diperoleh
dan dimiliki manusia, yaitu:
a. Pengetahuan biasa atau akal sehat
b. Pengetahuan ilmiah
c. Pengetahuan filsafat
d. Pengetahuan religi
Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, akan
bersifat langgeng.
Sebaliknya apabila perilaku itu
tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
Karakteristik individu yang kurang pengetahuan antara lain:
a.
Mengungkapkan informasi yang
tidak akurat. Informasi tidak disampaikan lengkap sehingga maksudnya menjadi
biasa.
b.
Adanya salah pengertian atau salah presepsi.
Karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup biasanya terjadi makna yang
disampaikan menjadi salah.
c.
Menanyakan kembali informasi
yang telah diberikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan
diulang-ulang.
d.
Tidak terampil dalam mendemonstrasikan sesuatu
karena pengetahuan yang diterima tidak cukup biasanya kurang mampu dalam
mempergunakan sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a. Intelegensi
Adalah keseluruhan kemampuan
individu berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai
lingkungan secara efektif, intelegensi mengandung unsur pengetahuan atau rasio,
yang banyak digunakan dalam suatu tindakan atau perilaku semakin berintelegensi
perilaku tersebut.
b. Emosi
Emosi atau perasaan yang timbul disertai pekerjaan intellect dapat
memperkuat dorongan pengetahuan individu. Contohnya seperti individu mampu
memahami atau tidak suatu pekerjaan.
c. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar pengetahuan sesseorang mengenai apa yang
diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan datang dari apa yang telah
diketahui kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau
karakteristik suatu objek.
d. Pengalaman pribadi
Adalah sesuatu yang dijalani, dirasakan, dan ditanggun. Pengalaman
pribadi dapat membentuk pengetahuan seseorang, pengalaman pribadi yang
digeneralisasikan akan membentuk streotif dan penghayatan seseorang.
e. Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan setiap
kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan pada diri individu, seperti
tidak tahu menjadi tahu.
f. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, dll mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu halmemberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
2.
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Secara terminologis, dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu
atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan
yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri) dan
syarat-syarat tertentu sehingga disebut ilmu pengetahuan. Berikut
pengertian beberapa ahli tentang Ilmu Pengetahuan:
a.
Mappadjantji Amien: Menurutnya, pengertian ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu,
hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media
komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk
memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal
Allah.
b.
Syahruddin Kasim: Menurut Syahruddin Kasim, bahwa
pengertian ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai
hidayah sang pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena
fitrawimelalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam
menjelaskan
hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab
kekhalifaan.
c.
Helmy A. Kotto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut
Helmy. A. Kotto bahwasanya ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam
itu sendiri.
d.
Sondang Siagian: Menurut Sondang Siagian bahwa ilmu
pengetahuan adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol,
dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali
telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana
yang dapat diajarkan dan dipelajari.
e.
Soerjono Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut
Soerjono Soekanto adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan
ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang
mengetahuinya.
Jadi, pada
dasarnya ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dikenal mengenai suatu
obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam mengatasi masalah, dari informasi
atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan atau adat istiadat.
Ilmu terutama berfungsi menjawab pertanyaan mengapa, artinya menjelaskan
hubungan sebab akibat (kausalitas). Ilmu dikembangkan melalui kegiatan berfikir
kritis, yaitu kegiatan berpikir melalui tahap-tahap penetapan problema dalam
bidang ilmu yang bersangkutan, kemudian hipotesis (dugaan solusi atas problem
disertai argumentasi bahwa solusi itu tepat), kemudian disusul dengan tahap
pengujian hipotesis itu secara empiris, dan akhirnya penarikan kesimpulan
berupa generalisasi, prinsip, hukum, rumus dan sebagainya.
Sumber-sumber ilmu pengetahuan:
a. Kabar yang dapat dipercaya
b. Indera lahir maupun batin
c. Akal berupa nalar maupun intelektual
d. Intuisi
Jadi ada dua jalan besar yang bisa kita tempuh sebagai usaha dalam
mencari ilmu pengetahuan, cara pertama yaitu dengan melihat buku panduan yang
diberikan oleh Allah SWT lalu mencocokkan dengan alam semesta sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menjalani hidup, cara kedua yaitu dengan
melakukan riset sendiri sebagai usaha mencari dan mengumpulkan pengertian
tentang alam serta peristiwa yang terjadi mengingat sungguh berharganya sebuah
ilmu pengetahuan. Kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan kosong tanpa ilmu
oleh karena itu wajib belajar agar memperoleh kemudahan dalam menjalani hidup.
B.
Karakteristik Ilmu dan Kriteria Ilmu Pengetahuan
Perkembangan budaya akan melahirkan
ilmu-ilmu baru untuk semakin mempermudah kehidupan masyarakat. Secara umum
karakteristik ilmu adalah:
1.
Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat
dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru. Setiap orang dapat
menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain, dan tidak menjadi
monopoli bagi yang menemukannya saja.
Contoh:
a.
Dengan kemajuan teknologi, dalam bidang kedokteran terus
berlanjut tentang penemuan cara pengobatan berbagai penyakit, yang dapat
digunakan oleh setiap dokter untuk terus dikembangkan
b.
Penemuan pemberantasan hama oleh seorang peneliti dalam
bidang pertanian, dapat dijadikan ilmu oleh seorang petani
2.
Kebenarannya tidak mutlak
Penelitian
merupakan kegiatan yang dilakukan manusia, sehingga kebenaran suatu ilmu tidak
selamanya mutlak. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin terjadi terletak pada
manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut, dan bukan hanya
pada kesalahan metode.
Contoh:
a.
Penemuan obat tertentu untuk penyakit tertentu, satu waktu
dapat berubah jenis maupun komposisi obatnya yang lebih paten.
b.
Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya
pembelajaran partisipatif, kontekstual learning, kooperatif learning.
3.
Bersifat Objektif
Prosedur
kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu tidak dapat
tergantung pada pemahaman secara pribadi, melainkan didasarkan pada metode yang
bersifat ilmiah,
Contoh:
a.
Penemuan obat untuk penyakit tertentu diawali dengan
penelitian di laboratorium atau di uji coba terlebih dahulu sesuai dengan
kaidah-kaidah keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan
b.
Istilah dalam pembelajaran muncul dengan diawali penggunaan
dalam pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari penggunaan pendekatan
tersebut.
Kemudian disosialisasikan
Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu yaitu:
1.
Bersifat Rasional
Hasil dari
proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat
objektif.
Contoh:
a) Penggunaan pembelajaran partisipatif
dapat menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena pada pelaksanaannya setiap
siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalam
mengambil keputusan.
b) Penggunaan pembelajaran kooperatif
dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta belajar, karena dalam
pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan
suatu permasalahan.
2.
Bersifat Empiris
Ilmu
diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak
abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan
ilmu.
Contoh:
a. Penggunaan pembelajaran partisipatif
didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan kreatvitas peserta didik sangat
memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
berbagai aspek .
b. Penggunaan pembelajaran kooperatif
dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik untuk belajar bekerja sama
ketika harus memecahkan suatu masalah
3.
Bersifat Umum
Hasil dari
ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya dapat
dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara
makro tanpa dibatasi oleh ruang.
Contoh:
a. Penggunaan model pembelajaran
partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya digunakan oleh seorang
guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh guru
lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda.
b. Cara memeperoleh bayi tabung dapat
dimanfaatkan di seluruh wilayah sesuai dengan kebutuhan.
4.
Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu
dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu sifatnya
tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu-
ilmu baru lainnya.
Contoh:
a. Setelah muncul model pembelajaran
partisipatif dan model pembelajaran kooperatif, muncul lagi model pembelajaran
lainnya , misalnya model kontekstual learning.
b. Dalam bidang kedokteran muncul cara
lain dalam menangani pasen, misal bagi yang ginjal tidak selamnya harus cuci
darah tetapi bisa melalui cangkok ginjal.
C. Pedagogik Sebagai Ilmu
Pengetahuan
Istilah pedagogik (bahasa Belanda: paedagogiek, bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang
berarti anak dan agogos yang berarti
mengantar, membimbing atau memimpin.
Dari kata paedos dan agogos terbentuk
istilah paedagogos yang berarti
seorang pelayan atau pembentu pada zaman Yunani kuno yang tugasnya mengantar
dan menjemput anak majikannya ke sekolah, selain juga bertugas untuk selalu
membimbing atau memimpin anak-anak majikannya. Selanjutnya terjadi perubahan
istilah, yang dulunya sebagai pelayanan atau pembantu menjadi pedagog yang memiliki arti sebagai ahli
didik atau pendidik. Menurut
pendapat Ngalim Purwanto (2004:3) Paedagogie
artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek
berarti ilmu pendidikan. Pedagogik
atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Namun
secara prinsipil, bahwa dalam pendidikan anak ada kewajiban untuk membimbing
hingga mencapai kedewasaan (Syaripudin & Kurniasih, 2008).
Di sisi lain, ada juga paedagogia, yaitu pergaulan dengan
anak-anak yang kemudian berubah menjadi paedagogie
atau pedagogi yang berarti
praktik pendidikan anak atau praktik mendidik anak; dan terbentuklah istilah
paedagogiek
atau pedagogik yang berarti ilmu
pendidikan anak atau ilmu mendidik anak.
Dalam beberapa literatur, ditemukan
di antara pendidik dan ahli ilmu pendidikan menyatakan pedagogik sebagai ilmu
pendidikan atau ilmu mendidik. Dengan
demikian pedagogik lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang menerangkan tentang
bagaimana kita membimbing dan mendidik anak. Sedangkan pedagigy lebih
menekankan pada aspek praktis yang menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan
membimbing anak.
Sebagaimana ilmu pada umumnya,
pedagogik mempunyai fungsi tertentu. Pedagogik mempunyai lima fungsi :
a. Fungsi
deskriptif dan preskriptif.
Maksudnya bahwa pedagogik, selain
berfungsi untuk menggambarkan atau menjelaskan mengenai apa, mengapa dan
bagaimana sesunggunya pendidikan anak (deskriptif), juga berfungsi untuk
memberikan petunjuk tentang siapa seharunya pendidik dan bagaimana seharusnya
pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak.
b. Fungsi
memprediksi.
Penggambaran atau penjelasan
mengenai pendidikan anak sebagai suatu hasil studi dalma pedagogik
mengimplikasikan bahwa pedagogik akan dapat memberikan prediksi-prediksi
tertentu tentang apa yang mungkin terjadi dalam rangka pendidikan anak.
c. Fungsi
mengontrol.
Berdasarkan prediks-prediksi
seperti dijelaskan di atas, maka dengan pedagogik itu dapat dilakukan kontrol
(pengendalian) agar sesuatu yang baik/yang diharapkan berkenaan dengan
pendidikan anak dapat terjadi, sedangkan sesuatu yang tidak baik/yang tidak
diharapkan yang berkenaan dengan pendidikan anak tidak terjadi.
d. Fungsi
mengembangkan.
Maksudnya bahwa pedagogik mempunyai
fungsi untuk melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan berupaya untuk
menghasilakan temuan-temuan yang baru.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengetahuan
adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber
informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal.
Ilmu pengetahuan adalah segala
sesuatu yang dikenal mengenai suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam
mengatasi masalah, dari informasi atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan
atau adat istiadat.
Secara umum karakteristik ilmu
adalah:
1. Bersifat
akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Bersifat
Empiris
3. Bersifat
Umum
4. Bersifat
Akumulatif
Dengan
demikian pedagogik lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang menerangkan tentang
bagaimana kita membimbing dan mendidik anak. Sedangkan pedagigy lebih menekankan
pada aspek praktis yang menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan membimbing
anak.
B.
Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi yang membaca khusunya bagi kami dan khalayak ramai umumnya. Dan
semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Anz-cassezter.
(2015). Ilmu dan Aplikasinya. [Online].
Tersedia: http://dokumen.tips/documents/ilmu-dan-aplikasinya.html. [Diakses 2 Maret 2017].
Ngalim
Purwanto. (2006). Ilmu pendidikan
Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya
Soekanto,
Soerjono. (2007). Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sumadi,
Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syarifudin,
T. Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat
Pendidikan. Bandung: Percikan ilmu.