Makalah Landasan Pengembangan Kurikulum
https://yuniuptt.blogspot.com/2018/07/makalah-landasan-pengembangan-kurikulum.html
MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
“LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Sumianto, M.Pd
Disusun Oleh :
RABIATUL WAHYUNI 1686206056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU
TAMBUSAI
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’Landasan Pengembangan Kurikulum’’ ini dengan
baik meskipun banyak kekurangannya. Dan juga saya berterimakasih kepada Bapak
Sumianto, M.Pd selaku dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang telah
memberikan tugas kepada saya.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Landasan Pengembangan Kurikulum. Dan juga saya
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat, yang bersifat membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Bangkinang Kota, 12 Juli 2018
Rabiatul Wahyuni
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 1
C. Tujuan..................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian landasan pengembangan kurikulum................................................... 2
B. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum............................................ 3
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian landasan pengembangan kurikulum................................................... 2
B. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum............................................ 3
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum sebagai
rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh
kegiatan pendidikan, menentukan proses dan hasil pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, dalam penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan
sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang
didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Jika
landasan pendidikan, khususnya kurikulum yang lemah , yang akan ambruk adalah
manusia
Adapun beberapa
landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, meliputi landasan filosofis,
landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan landasan perkembangan ilmu dan
teknologi. Selain itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran Biologi maka kami menyusun makalah ini. Dan
ditambah lagi dengan fenomena pergantian kurikulum pendidikan beberapa tahun
kebelakang.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?
2. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pengembangan
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem
pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang
harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Karena
begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap pengembangan
kurikulum pada jejang manapun harus didasarkan pada asas-asas tertentu.
Pengembangan
kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.
Namun demikian, persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana
cara belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi
atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin
dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan persoalan sistem
nilai dan kebutuhan masyarakat. Persoalan inilah yang kemudian membawa kita
pada persoalan menentukan hal-hal yang mendasar dalam proses pengembangan
kurikulum yang kemudian kita namakan asas-asas atau landasan pengembangan
kurikulum.
Pengembangan
kurikulum merupakan kegiatan yang sangat kompleks, yang memerlukan dasar-dasar
pertimbangan bagi pengambilan keputusan yang mendalam dan mendasar. Seperti
halnya dalam menentukan tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh suatu
sekolah, harus ditindaklanjuti dengan pengambilan keputusan yang cermat dalam
menentukan mata pelajaran serta konten atau bahan ajar yang yang harus
dimasukan dalam kurikulum. Dan perlu pula ditetapkan rekomendasi dalam memilih
kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar yang dapat menunjang pencapai
tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus pendidikan dan pembelajaran. Untuk
itu, maka pentingnya ditetapkan landasan-landasan pendidikan yang mendasari
pengembangan kurikulum. Dengan adanya landasan yang jelas, yang kemudian
dipahami dengan baik oleh para pengembang kurikulum, maka
diharapkan akan
terjadi sinkronisasi antara apa yang diharapkan , direncanakan dengan apa yang
secara nyata dilaksanakan disekolah maupun dikelas.
Fungsi asas atau landasan pengembangan kurikulum adalah seperti fondasi sebuah bangunan. Apa yang akan terjadi seandainya sebuah gedung yang menjulang tinggi berdiri diatas fondasi yang rapuh? Ya, tentu saja bangunan itu tidak akan tahan lama. Oleh sebab itu, sebelum sebuah gedung dibangun, terlebih dahulu disusun fondasi yang kokoh. Semakin kokoh fondasi sebuah gedung, maka akan semakin kokoh pula gedung tersebut.
Fungsi asas atau landasan pengembangan kurikulum adalah seperti fondasi sebuah bangunan. Apa yang akan terjadi seandainya sebuah gedung yang menjulang tinggi berdiri diatas fondasi yang rapuh? Ya, tentu saja bangunan itu tidak akan tahan lama. Oleh sebab itu, sebelum sebuah gedung dibangun, terlebih dahulu disusun fondasi yang kokoh. Semakin kokoh fondasi sebuah gedung, maka akan semakin kokoh pula gedung tersebut.
Pengembangan
kurikulum merupakan kegiatan yang sangat kompleks, yang memerlukan dasar-dasar
pertimbangan bagi pengambilan keputusan yang mendalam dan mendasar. Seperti
halnya dalam menentukan tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh suatu
sekolah, harus ditindaklanjuti dengan pengambilan keputusan yang cermat dalam
menentukan mata pelajaran serta konten atau bahan ajar yang harus dimasukan
dalam kurikulum. Dan perlu pula ditetapkan rekomendasi dalam memilih kegiatan
pembelajaran dan pengalaman belajar yang dapat menunjang.
B.
Macam-Macam Landasan Pengembangan Kurikulum
1.
Landasan Filosofis
Pendidikan merupakan sebuah interaksi
antara pendidik dan peserta didik. Di dalam interaksi tersebut terlibat isi
yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi berlangsung. Apa yang
menjadi tujuan pendidikan, siapa yang pendidik dan peserta didik, apa isi
pendidikan dan bagaimana proses interkasi tersebut merupakan pernyataan yang
membutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial yaitu jawaban-jawaban
filosofis.
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta atau kebijakan (love of wisdom). Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan bijak, harus tahu atau berpengetahuan.
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta atau kebijakan (love of wisdom). Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan bijak, harus tahu atau berpengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui
proses berpikir, yaitu berpikir secara sistemattis, logis, dan mendalam.
Pemikiran demikian dalam filsafat sering kali disebut sebagi pemikiran radikal,
atau berpikir sampai ke akar-akarnya. Secara. akademik, filsafat berarti upaya
untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komprehensif
tentang alam
semesta dan kedudukan manusia di dalamnya.
Berfilsafat berarti menangkap sinopsis peristiwa-peristiwa yang simpang siur
dalam pengalaman manusia. Suatu cabang ilmu pengetahuan mengkaji satu bidang
pengetahuan manusia, daerah cakupannya terbatas. Filsafat mencakup keseluruhan
pengetahuan manusia, berusah melihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan
yang menyeluruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya.
Jadi, landasan filosofis sangat penting
dalam pengembangan kurikulum dalam mendapatkan sebuah konsep atau rancangan
yang dipikirkan secara sistematis, logis, dan mendalam sehingga mampu
menuangkan konsep yang lebih baik. Filsafat juga memberikan landasan-landasan
dasar bagi ilmu. Keduanya dapat memberikan bahan bagi manusia untuk membantu
memecahkan berbagai masalaha dalam kehidupannya.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika (yang membahas segala yang ada di alam ini), episteminologi (yang membahas kebenaran) dan aksiologi (yang membahas nilai.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika (yang membahas segala yang ada di alam ini), episteminologi (yang membahas kebenaran) dan aksiologi (yang membahas nilai.
a.
Metafisika
Metafisika
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat
fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya.
b.
Epistemologi
Epistemologi
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis
pengetahuan.
c.
Sosiologi
Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.
Filsafat membahas segala permasalahan
yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-masalah pendidikan ini ynag disebut
filsafat pendidikan . walaupun dilihat sepintas, filsafat pendidikan ini hanya
merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosogis untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan tetapi antara keduanya yaitu antara filsafat dan
filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat. Menurut donald burter,
filsafat memberikan arah dan
metodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan
praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan-pertimbangan
filosofis. Bahkan menurut john dewey filsafat dan filsafat pendidikan adalah
sama, sebagaimana juga pendidikan menurut Dewey sama dengan kehidupan.
2.
Landasan psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi
interaksi antar-individu manusia, yaitu antar peserta didik dengan pendidik dan
juga antar peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda
dengan makhluk lainnya, karena kondisi psikologisnya. Berkat kemampuan-kemapuan
psikologis yang lebih tinggi dan kompleks inilah sesungguhnya mausia menjadi
lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan
dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kondisi psikologis merupakan
karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam
berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungannya, prilaku tersebut
merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang
tidak tampak, prilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kondisi psikologis setiap individu
berbeda, karena peerbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial-budaya,
juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi pun
berbeda pula bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantar
individu-individu yang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi
pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun
kondisi pendidiknya.
Peseta didik adalah individu yang sedang berada
dalam proses perkembangan. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik
adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Karakteristik
perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan, serta pola-pola perkembangan
individu menjadi kajian psikologi perkembangan
Perkembangan atau
kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha
belajar, baik berlangsung melaui proses peniruan, pengingatan, pembiasaan,
pemahaman, penerapan, maupun pemecahana
masalah. Pendidik atau guru melakukan berbagai
upaya, dan menciptakan berbagi kegiatan dengan dukungan berbagai alat bantu
pengajaran agar anak-anak belajar. Cara belajar mengajar yang mana membutuhkan
studi sistematik dan mendalam. Studi demikian merupakan bidang pengkajian dari
psikologi belajar.
Jadi, minimal ada dua
bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam
merumuskan tujuan, memilih, dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan
metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.
a.
Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan
membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid
dengan sel telur sampai dewasa.
1)
Metode dalam psikologi perkembangan
Pengetahuan tentang
perkembangan individu diperoleh meleui studi yang bersifat longitudinal, cross
sectional, psikoanalitik, sosiologik atu studi kasus. Studi longitudinal
menghimpun informasi tentang perkembangan individu melalui pengamatan dan
pengkajian perkembangan sepanjang masa perkembangan, dari saat lahir sampai
dengan dewasa. Metode cross sectional yang dilakukan oleh Arnold Gessel dengan
cara mempelajari beribu-ribu anak dari berbagai tingkatan usia, mencatat
ciri-ciri fisik dan mental, pola-pola perkembangan dan kemampuan, serta prilaku
mereka.
Studi psikoanalitik
dilakukan oleh Sigmund freud. Studi ini lebih banyak diarahkan mempelajari
perkembangan anak pada masa-masa sebelumnya, terutama pada masa kanak-kanak.
Karena dapat mengganggu perkembangan pada masa selanjutnya. Metode sosiologik
digunakan oleh Robert Havighurst. Ia mempelajari perkembangan anak dari
tuntutan tugas-tugas yang harus dihadapi dan dilakukan dalam masyarakat. Ada
seperangkat tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai individu dalam setiap
tahap perkembangan. Sedangkan metode
lainnya ialah studi kasus. Dengan mempelajari
kasus-kasus tertentu, para ahli psikologi perkembangan menarik beberapa kesimpulan
tentang pola-pola perkembangan anak.
2)
Teori Perkembangan
Dikenal ada tiga teori
atau pendekatan tentang pendekatan perkembangan individu , yaitu pendekatan
pentahapan (stage approach) atau perkembangan individu berjalan melalui
tahap-tahap perkembangan. Kedua, pendekatan diferensial (diferential approach)
melihat bahwa individu memiliki persamaan dan perbedaan yang dibedakan atas
jenis kelamin, ras, agama, status sosial ekonomi dan sebagainya. Pengelompokan
individu ada kalanya juga didasarkan atas kesamaan karakteristiknya. Ketiga,
pendekatan isaftif ( Isaftif approach) berusaha melihat karakteristik individu
yang memiliki sifat sifat individual yang hanya dimiliki oleh seorang individu
dan tidak dimiliki oleh individu lainnya.
b.
Psikologi Belajar
Pengembangan kurikulum
tidak akan terlepas dari teori belajar sebab, pada dasarnya kurikulum disusun
untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang membahas tentang belajar sebagai
proses perubahan tingkah laku namun demikian setiap teori itu berpangkal dari
pandangan tentang hakikat manusia.
Menurut aliran belajar
kognitif-wholistik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan sosial antara
kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau
hubungan antara stimulus dan respon. Dengan demikian bahwa proses belajar
sangat tergantung pada adanya rangsangan yang muncul dari luar diri atau faktor
lingkungan. Menurut aliran behavioristik belajar, pada hakikatnya adalah
pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan
untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon.
Dengan demikian menurut
aliran behavioristik proses belajar sangat bergantung pada adanya rangsangan
atau stimulus yang muncul dari luar diri
atau yang kita kenal dengan faktor lingkungan.
Proses belajar dapat dipelajari dari kegiatan yang dapat dilihat. Pada
penilaian kognitif belajar adalah kegiatan mental yang ada dalam diri setiap
individu, kegiatan mental itu memang tidak dapat dilihat secara nyata akan
tetapi menurut aliran ini, justru sesuatu yang ada dalam diri itulah yang
menggerakan seseorang mencapai perubahan tingkah laku.
3.
Landasan Organisasi
Kurikulum merupakan
rencana untuk kepentingan peserta didik, maka dari itu bahan atau isi pelajaran
harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan dapat
tercapai (Nasution, 1995) organisasi atau desain kurikulum berkaitan erat
dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Jenis-jenis organisasi kurikulum yang dimaksud sebagaimana dikemukakan berikut ini:
Jenis-jenis organisasi kurikulum yang dimaksud sebagaimana dikemukakan berikut ini:
a.
Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran
Organisasi kurikulum
jenis ini merupakan organisasi kurikulum yang paling tua, tetapi higga kini
masih menduduki tempat yang paling dominan. Organisasi kurikulum yang subject
centered ini memanfaatkan berbagai disiplin ilmu yang telah disusun secara
logis sistematis oleh para ahli dan ilmuan dalam cabang ilmu masing-masing.
Kurikulum ini bertujuan agar peserta didik mengenal hasil kebudayaan dan
pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad, agar mereka
tak perlu mencari dan menemukan kembali apa yang telah diperoleh
generasi-genarasi terdahulu.
Kurikulum berdasarkan
subjek atau mata pelajaran ini sangat populer dan mempunyai kedudukan yang
kokoh sekalipun mengalami kritik-kritik yang tajam. Kurikulum ini bertahan
terus sebab mempunyai ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh kurikulum bentuk lain.
Kurikulum ini memang banyak mempunyai keuntungan, antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan pengetahuan berupa hasil pengalaman
generasi lampau yang dapat digunakan untk menafsirkan pengalaman seseorang.
2) Mempunyai organisasi yang mudah sturkturnya, mudah
diubah, diperluas atau dipersempit, mudah disesuaikan dengan perkembangan baru
dalam ilmu pengetahuan.
3) Mudah dievaluasi bila perlu dengan menggunakan tes
objektif yang dapat dinilai secara otomatis dengan komputer sehingga memudahkan
penilaian ujian atau tes secara massal.
4) Telah diterima baik dan mudah dipahami oleh guru,
orang tua, dan peserta didik.
5) Mengandung logika tersendiri menurut disiplin
masing-masing memberikan pengetahuan secara sistematis dan karena itu
memberikan metode yang logis dan efektif untuk menguasi bahan pelajaran.
Selain memiliki
keuntugan, organisasi kurikulum ini memiliki berbagai kelemahan, yang antara
lain dikemukakan berikut ini:
1) Terdapat kesenjangan antara pengalaman peserta didk
dan pengalaman umat manusia yang tersusun logis sistematis sehingga timbul
bahaya verbalisme.
2) Sering pengetahuan yang logis-sistematis itu tidak
fungsional dalam menghadapi masalah-masalah masyarakat dan tidak sesuai dengan
minat, kebutuhan serta masalah-masalah peserta didik dalam hidupnya.
3) Kurikulum ini memberikan pengetahuan lepas-lepas,
sering berupa fakta dan informasi yang perlu dihafal.
b.
Kurikulum Gabungan
Pada
dasarnya merupakan modifikasi dari kurikulum mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Agar pengetahuan peserta didik tidak lepas maka diusahakan hubungan diantara
dua mata pelajaran atau lebih yang dapat dipandang sebagai kelompok yang pada
hakikatnya mempunyai hubungan yang erat. Dalam menghubungkan mata pelajaran
yang satu dengan yang lain dengan memelihara identitas mata pelajaran, ada pula
yang menyatupadukan mata pelajaran dengan menghilangkan identitas mata
pelajaran sehingga menjadi bidang studi tertentu.(Nasution,1995).
1)
Macam macam cara
berkorelasi:
Antara dua matapelajaran diadakan hubungan secara insidental,yakni kalau kebetulan ada kaitannya dengan mata pelajaran lain.
Antara dua matapelajaran diadakan hubungan secara insidental,yakni kalau kebetulan ada kaitannya dengan mata pelajaran lain.
2)
Hubungan yang
lebih erat terdapat apabila suatu pokok atau masalah tertentu diperbincangkan
dalam berbagai mata pelajaran.
3)
Beberapa mata
pelajaran disatukan, difusikan dengan menghilangkan batas masing masing.
4)
Kurikulum
terpadu (integrated curriculum)
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu (integrated curriculum) diantaranya adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu (integrated curriculum) diantaranya adalah sebagai berikut:
a)
Berdasarkan
filsafat pendidikan demokratis.
b)
Berdasarkan
psikologis belajar Gestalt.
c)
Berdasarkan
landasan sosiologis dan sosio-kultural.
d)
Berdasarkan
kebutuhan perkembangan peserta didik.
e)
Ditunjang oleh
semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada.
f)
Sistem
pencapaiannya dengan menggunakan sistem pengajaran unit atau tematik.
g)
Peran guru sama
aktifnya dengan peran peserta didik.
4.
Landasan Sosiologi
Salah satu fungsi sekolah erat
hubungannya dengan kebutuhan masyarakat. Sekolah sejak mulanya didirikan oleh
masyarakat untuk kepentingan masyarakat demi kelanjutan hidup, perkembangan,
dan kebahagiaan masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat mendirikan sekolah
untuk kepentingan masyarakat agar hidup terus dan senantiasa meningkatan mutu
kehidupannya. Faktor itulah yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum, disini juga harus dijaga keseimbangan antara kepentingan peserta
didik sebagai individu dengan kepentingan peserta didik sebagai anggota
masyarakat, dan ini dapat dicapai apabila dicegah kurikulum yang semata-mata
bersifat sosiety-centered.
Kurikulum sekolah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan harus senantiasa relevan dengan situasi dan kondisi
masyarakat masa kini. Bahkan tuntutan dan kemungkinan yang bakal terjadi pada
masayarakat genenrasi yang
mendatang idealnya telah dipertimbangkan dalam
pengembangan kurikulum, karena masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang
berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Landasan sosiologis dalam pengembangan
kurikulum, dalam konteks ini pengembang kurikulum 2004, pada dasarnya sebagai
upaya perubahan dalam menanggapi berbagai perkembangan dalam masyarakat, baik
masyarakat dunia maupun masyarakat lokal yang saat ini berhadapan dengan
perubahan yang begitu cepat (Muhamad, 2004).
Pada dasarnya, kurikulum harus mampu mengembangkan
manusia sehingga mereka memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang diperlukan
baik oleh dirinya sebgai suatu pribadi maupun oleh masyarakat, bangsa, dan
negara. Konsekuensinya, kurikulum dikembangan berdasarkan nilai yang berlaku di
masyarakat landasan sosial dan budaya merupakan salah satu landasan yang
seharusnya menjadi kepedulian utama dalam proses pengembangan kurikulum.
5.
Landasan Ilmu Dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni termasuk salah satu landasan pengembangan kurikulum. Bahkan
termasuk landasan yang tidak kalah pentingnya dengan landasan-landasan yang
lainnya. Alasannya, pesatnya perkembangan iptek, secara otomatis akan
mempengaruhi pola pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek kehidupan. Hal
ini sangat berpengaruh besar terutama dalam dunia pendidikan dituntut untuk
mengadakan inovasi-inovasi dalam berbagai aspeknya, diantaranya fasilitas
pendidikan, personal pendidikan, pengelolanya, standar mutunya, termasuk dalam
kurikulumnya.
Pendidikan melalui pengembangan
kurikulum, harus mampu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan dimana iptek sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan masyarakat. Oleh karena itu, menuntut penyempurnaan-penyempurnaan
kurikulum secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan kemajuan ipteks.
Penyempurnaan kurikulum dengan pertimbangan kemajuan ipteks tentunya meliputi
seluruh komponen kurikulum, baik dalam menentukan tujuan, isi, pengalaman
belajar, dan evaluasinya. Yang tidak kalah pentingnya, penyempurnaan kurikulum
tersebut
tidak hanya dalam dimensi dokumen tetapi harus ditindaklanjuti dalam
implementasinya.
6.
Landasan Historis
Landasan historis berkaitan dengan
formula program-program sekolah pada waktu lampau yang masih hidup sampai
sekarang atau yang pengaruhnya masih berat pada kurikulum saat ini (Johnson,
1968). Kurikulum yang dikembangkan saat ini harus mempertimbangkan apa yang
telah dilakukan dan apa yang telah dicapai melalui kurikulum sebelumnya. Begitu
pula selanjutnya, perlu mempertimbangkan kurikulum yang ada sekarang waktu
mengembangkan kurikulum di masa depan. Umumnya, pengembangan kurikulum yang
dalam proses perbaikan, tentu tidak akan mulai dari nol tapi berdasarkan hasil
evaluasi kurikulum sebelumnya. Dengan demikian hasil evaluasi terhadap
komponen-komponen kurikulum sebelumnya menjadi dasar pertimbangan yang berharga
dan pengaruh terhadap upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang
akan datang.
7.
Landasan Yuridis
Landasan yuridis atau landasan hukum
pengembangan kurikulum pada umumnya adalah Undang-Undang dan
Peraturan-peraturan Pemerintah yang saat ini sedang berlangsung. Berikut ini
dikemukakan beberapa Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang melandasi
kurikulum di Indonesia :
a.
Undang-Undang
Dasar tahun 1945 dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
tercantum tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pasal 31 UUD NRI
tahun 1945 menyatakan bahwa setiap (1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;
(2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang diatur dalam Undang-Undang; (3) setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (4) pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam rangka mencerdasakna kehidupan bangsa
yang diatur dalam undang-undang.
b.
Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada
Bab II pasal 2 menyatakan bahwa “pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
UUD NKRI 1945 Pasal 3 menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman.
c.
Undang-Undang RI
No. 23 tahun 2000 tentang perlindungan anak, pada ketentuan umum, didkemukakan
bahwa (1) anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan; (2) perlindungan anak segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
berpartisifasi secara optimal sesuai dengan harakat martabat kemanusiaan, serat
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
d.
Undang-Undang No
14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa guru dan dosen mempunyai
fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangun nasional
dalam bidang pendidikan. Dalam Pasal 20 dikemukakan bahwa dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan, guru berkewajiban : (a) merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai evaluasi hasil
pembelajaran; (b) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
potensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Teknologi, dan seni; (c) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau
latar belakaang keluarga dan status ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
(d) menjunjung tinggi Peraturan Perundang-Undangan, hukum, dan kode etik guru
serta nilai-nilai agama dan etika; (e) memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa.
e.
Peraturan Pemerintahan
Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Bab
II Pasal 2 dikemukakan bahwa
(1) lingkungan
standar pendidikan meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar
kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) standar
sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; (h)
standar penilaian pendidikan. Pasal 3 mengemukakan bahwa standar nasional
pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan pengawasan
pendidikan. Dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Pasal 4
satndar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem
pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang
harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang
isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya.
Namun
demikian, persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana cara
belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi atau
muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin
dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan persoalan sistem
nilai dan kebutuhan masyarakat. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum
adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan organisasi, landasan
sosialisasi, landasan ilmu dan pengetahuan, landasan teori, dan landasan
yuridis.
B.
Saran
Demikian makalah ini
dalam mata kuliah Kurikulum Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Sumianto, M.Pd
yang tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Saya sadar bahwa makalah
ini merupakan proses dalam menempuh pembelajaran, untuk itu saya mengharapkan
kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan
pemakalah semoga makalah ini dapat dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Lely, Halimah. (2010). Pengembangan Kurikulum. Bandung : RIZQI
Press.
Sanjaya, Wina. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
Prenada Media Group.
Sukmadinata, Nana. (2008). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.