Makalah Analisis Kasus Pembelajaran di Kelas
https://yuniuptt.blogspot.com/2019/01/makalah-analisis-kasus-pembelajaran-di.html
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“ANALISIS KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Imam Hanafi, M.Pd
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
RABIATUL
WAHYUNI 1686206056
RAHMAT 1686206089
T. IRESTI JANNAH 1386206202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU
TAMBUSAI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Belajar dan Pembelajaran tentang
Analisis kasus pembelajaran di kelas. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun
kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan bagi kami dalam membuat makalah selanjutnya,
akan kami terima dengan senang hati. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah
ini kami telah mencurahkan kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami dalam mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran dan apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam penyusunan
makalah ini. kami mohon maaf dan sekali lagi kami mengucapkan terimakasih.
Bangkinang
Kota, 24 Mei 2018
Kelompok
3
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian Masalah Belajar............................................................................. 3
B. Jenis-jenis Masalah dalam
Pembelajaran......................................................... 5
C.
Faktor Penyebab Masalah Pembelajaran......................................................... 8
D.
Langkah Pemecah Masalah Pembelajaran...................................................... 10
BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 14
1.
Kesimpulan...................................................................................................... 14
2.
Saran................................................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan zaman saat begitu sangat cepat, mulai dari
perubahan-perubahan dibidang ekonomi, sosial, teknologi sampai bidang
pendidikan. Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang lebih modern
dibandingkan dengan zaman dahulu, karena proses perubahan ini didikung dari
berbagai sisi positif juga perang Guru serta Orang tua yang bekerja sama demi
mencapai tujuan yang sama.Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia
dalam mendidik dalam upaya meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh
perubahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu
sendiri. Belajar adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di dalam
lingkungan belajar. Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal dan
nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu
sekolah dimana di dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang
melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah
untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan yang tercantum melalui hasil belajar
yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.
Pada dewasa ini banyak masalah yang timbul lebih
cepat. Sebelum kita dapat mengidentifikasi masalah itu, yang pasti tampak cara
untuk memperoleh kejelasan dan hal ini tidak dapat dipisahkan dengan
masalah-masalah itu. Semakin lama masalah itu menjadi sangat komplek. Juga
dalam masalah-masalah itu selalu terjadi perubahan terutama masalah-masalah
yang berkaitan dengan pendidikan.
Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar
mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa
implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga
setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai
dengan tuntunan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana
proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa seorang guru dituntut untuk teliti
dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Akan tetapi dalam mencapai suatu
tujuan
yang baik pasti ada kendala suatu masalah yang menghalangi dalam pencapaian
tujuan itu, seperti halnya dalam bidang pendidikan, pasti ada masalah-masalah
dalam pembelajaran siswa. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar
disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan
siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa
diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran
sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting.
Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan membantu
siswa.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian masalah belajar?
2.
Apa sajakah jenis masalah-masalah dalam
pembelajaran?
3.
Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi
penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran yang dihadapi siswa?
4.
Bagaimanakah prosedur atau
langkah-langkah pemecahan masalah-masalah dalam pebelajaran yang dihadapi
siswa?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Mendeskripsikan pengertian masalah
belajar,
2.
Mendeskripsikan jenis masalah-masalah
dalam pembelajaran,
3.
Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab
masalah-masalah dalam pembelajaran,
4.
Mendeskripsikan prosedur atau
langkah-langkah pemecahan masalah-masalah dalam belajar siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masalah Belajar
1.
Pengertian Belajar
Pengertian belajar bisa mempunyai arti yang luas,
tergantung kita sendiri memberikan arti untuk belajar. Karena segala sesuatu
yang kita kerjakan bisa mempunyai arti belajar, namun dalam hal ini saya
mengartikan belajar dalam hal mencari pengetahuan ilmu, atau biasa kita jumpai
pada proses pembelajaran anak dilingkungan sekolah.
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior
adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu
merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Skinner
percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal apabila
diberi penguatan (reinforcement). Ini
berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar
membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
Jadi belajar adalah proses untuk perubahan prilaku
dari yang bersifat tidak baik menuju sifat yang baik dan lebih baik, karena
dengan sikap yang baik, orang yang mempunyai ilmu akan lebih dihargai dari pada
sifat yang kurang baik. Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya sangat
membutuhkan waktu, sehingga pembelajaran yang formal ada batasan-batasan yang
membatasi waktu untuk menempuh proses belajar itu. Dengan adanya kurikulum yang
mengatur proses pembelajaran, maka batasan-batasan tertentu sangat membatasi
adanya kaitan satu dengan yang lain.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan.
Rumusan pertama berbunyi: “…acquisition
of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and
experience” (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a result
of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons
sebagai akibat adanya latihan khusus).
Seperti yang diungakapkan Skiner, menurut Chaplin ini
juga tidak jauh berbeda dengan ungkapan Skiner, Belajar adalah perubahan
tingkah laku, sebagai perbedaan antara orang yang berilmu dan tidak.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami
secara umum bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang
terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang
melibatkan proses kognitif.
2. Pengertian Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada
yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan,
ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah
sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan
atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis,
belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar
ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses
perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman
ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” ( Anita E,
Wool Folk, 1995 : 196 ).
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah
belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar
adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan
keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan
dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh
siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa
siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau
cerdas. Masalah-masalah dalam pembelajaran ini adalah sesuatu yang harus
dipecahhkan oleh guru dan orang tua sehingga proses belajar anak bisa sesuai
dengan tujuan yang pertama yaitu mencerdaskan anak bangsa yang berpendidikan
dan mempunyai tingkah laku yang baik. Tanggung jawab seorang guru dalam
mendidik anak bisa berjalan dengan baik jika masalah-masah dalam pembelajaran
bisa dipecahkan secara bersama-sama.
3. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses
belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.
Belajar adalah proses mencari, memahami,
menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh
karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar, 2008:1).
Sedangkan pembelajaran atau instruksional adalah
usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa
melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung
pembelajaran itu nantinya.
B.
Jenis-jenis
masalah dalam Pembelajaran
Di dalam setiap kehidupan pasti akan ada
yang namanya masalah , begitu juga masalah dalam pembelajaran yang membuat
peserta didik tidak dapat secara maksimal untuk menyerap ilmu yang telah di
sampaikan oleh tenaga didik.
Berikut akan kami sampaikan beberapa masalah dalam
pembelajaran yang perlu untuk ditanggulangi:
1.
Berkurangnya motivasi para peserta didik
untuk belajar atau berpartisipasi di dalam belajar;
2.
Semakin banyak siswa yang membolos pada
saat jam pelajaran di mulai;
3.
Pada zaman yang berkembang ini juga
banyak sekali perkelahian muncul di kalangan antar pelajar;
4.
Prestasi siswa yang semakin rendah dan
mengalami kemerosotan nilai;
5.
Semakin menipisnya etika dan kesopanan
di dalam belajar.
Identifikasi penyebab masalah dalam pembelajaran
mengenai kurangnya motivasi belajar peserta didik di dalam melakukan
pembelajaran antara lain adalah :
1.
Kurangnya sekolah menentukan guru yang
kompetitif di dalam melakukan pembelajaran atau terlalu monotonnya proses
pembelajaran di dalam sekolah;
2.
Kurangnya guru melakukan sebuah hubungan
atau relasi dengan para murid yang menjadi peserta didiknya;
3.
Kurang maksimalnya di dalam penggunaan
alat ataupun media pembelajaran yang menjadi pendukung di dalam aktivitas
belajar mengajar;
4.
Tidak adanya sebuah ide atau motivasi
untuk membuat kelas yang hidup dan tidak berkesan kaku dan membosankan;
5.
Guru tidak melakukan upaya permasalahan
kelas yang monoton yang membuat peserta didik menjadi malas untuk datang ke
kelas;
6.
Kurangnya kemampuan para peserta didik
untuk bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi ringan;
7.
Tidak adanya upaya para tenaga didik
untuk memulai cara pembelajaran yang baru supaya para peserta didik dapat lebih
aktif di dalam lingkup pembelajaran.Tidak adanya sebuah penghargaan ataupun
imbalan yang di berikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan yang
lebih;
Diantara banyak peserta didik di sekolah ada siswa
yang berprestasi, namun banyak pula yang dijumpai siswa yang gagal. Secara
umum, siswa-siswa yang mengalami nilai dan angka rapor banyak rendah, tidak
naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat dianggap sebagai
siswa yang mengalami masalah belajar. Seseorang siswa dapat diduga mengalami
kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu.
Selain masalah-masalah dalama pembelajaran yang
telah diungkapkan diatas, namun banyak sekali yang berbeda dan itu tergantung
mereka menilai dari sudut pandang yang berbeda juga. Prayitno (Herman dkk,
2006:149-150) mengemukakan masalah belajar sebagai berikut :
1. Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi
yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
Seharusnya kegiatan exstra harus dimanfa’atkan secara baik oleh guru dan orang
tua, karena ketrampilan setiap anak didik sangatlah berbeda-beda, sehingga bisa
mengeluarkan dan memulai ketrampilannya sejak dari kecil dan diharapkan bisa
mengembangkannya.
2. Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi
masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan
belajar yang amat tinggi. Ketrampilan dalam belajar bisa menunjang prestasi
belajar siswa karena siswa akan lebih banyak mendapatkan ilmu pengetahuan
tambahan dari proses pembelajaran yang semestinya.
3. Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran
khusus. Sebenarnya setiap siswa mempunyai akal yang sama, tetapi kemampuan
setiap siswa yang satu dengan siswa yang lain sangatlah berbeda dan disinalah
letak kerja exstra guru dalam memberikan pengajaran yang lebih agar siswa yang
kurang mampu dalam menerima pelajaran tidak terlihat sangat jauh tertinggal
dibandingkan dengan siswa yang penerimaan pelajarannya sangat cepat.
4. Kurang Motivasi dalam Belajar
Keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar
mereka seolah-olah tampak jera dan malas. Hal ini disebabkan dari beberapa
sebab yang meliputi dari lingkungan sekolah, keluarga maupun dari lingkungan
pergaulan anak, jika lingkungan anak memang sejak kecil diberi semangat belajar
yang tinggi, pastinya siswa tersebut bisa termotivasi untuk menjadi anak yang
pintar, namun sebaliknya kurangnya motivasi belajar siswa bisa mempengaruhi
proses belajar dan akhirnya menjadi salah satu dari sekian banyak
masalah-masalah dalam pembelajaran.
5. Bersikap dan Berkebiasaan Buruk
dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan
belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk
hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya, maka sikap dan kebiasaan yang
baik bisa menunjang kelancaran proses belajar anak. Hal ini disebabkan anak
akan cenderung rajin belajar dari pada siswa yang mempunyai sikap dan kebiasaan
yang buruk.
C.
Faktor-faktor
penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran
1. Faktor yang Bersumber dari Diri
Pribadi (Internal)
Faktor yang bersumber dari diri pribadi sendiri
yaitu :
a.
Faktor
Psikologis
1) Intelegensi
Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi akan lebih
mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan guru atau lebih berhasil
dibandingkan dengan siswa-siswa yang berintelegensi rendah.
2) Bakat
Apabila bahan yang dipelajari oleh siswa tidak
sesuai dengan bakatnya maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar.
3) Motivasi
Prestasi belajar siswa bisa menurun apabila siswa
tersebut tidak mempunyai motivasi dalam belajar.
b.
Faktor
Fisiologis
Gangguan-gangguan fisik dapat berupa gangguan pada
alat-alat penglihatan dan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan belajar.
Seperti gangguan visual yang sering disertai dengan gejala pusing, mual, sakit
kepala, malas, dan kehilangan konsentrasi pada pelajaran.
2. Faktor Eksternal
a.
Faktor
yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah
1) Metode
mengajar
Apabila guru menggunakan metode yang sama untuk
semua bidang studi dan pada setiap pertemuan akan membosankan siswa dalam
belajar.
2) Hubungan
guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa
Dalam proses pendidikan, antar guru, guru dengan
siswa, dan antar siswa tidak terjalin hubungan yang baik dan harmonis untuk
bekerja sama, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar. Karena antar
personal sekolah akan saling menyebutkan kelemahan dari personal lain dan
terjadinya persaingan yang kurang sehat.
3) Sarana
dan prasarana
Alat-alat belajar yang kurang atau tidak lengkap, buku-buku
sumber yang diperlukan sulit didapatkan, ruang kelas, ruang kelas tidak
mencukupi syarat seperti terlalu panas, pengap, dan ruang kecil yang tidak
sesuai dengan jumlah siswa.
b.
Faktor
Keluarga
1) Keadaan
ekonomi keluarga
Apabila anak hidup dalam keluarga yang miskin dan
harus bekerja membantu mencari tambahan ekonomi keluarga akan menimbulkan
kesulitan bagi anak, mungkin akan terlambat datang, tidak dapat membeli
peralatan sekolah yang dibutuhkan, tidak dapat memusatkan perhatian karena
sudah lelah dan sebagainya.
2) Hubungan
antar sesama anggota keluarga
Apabila hubungan antar keluarga tidak harmonis,
seperti orang tua sering bertengkar, orang tua otoriter, peraturan yang ketat,
dan sebagainya, maka anak tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar.
3) Tuntutan
orang tua
Tuntutan orang tua dapat menimbulkan kesulitan
belajar bagi anak apabila tuntutan itu tidak sesuai dengan kemampuan, minat,
dan bakat anak.
c.
Faktor
Lingkungan Masyarakat
Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat
yang dapat menimbulkan kesulitan belajar adalah media cetak, komik, buku-buku
pornografi, media elektronik, TV, VCD, video, play station, dan sebagainya.
D.
Langkah-langkah
Pemecahan Masalah-masalah dalam Pembelajaran
Murid yang mengalami masalah belajar perlu
mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut nantinya dan siswa
yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara optimal.
Masalah-masalah dalam pembelajaran harus segera dipecahkan karena itu bisa
menjadi titik kelemahan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pendidiakan di Indonesia. Pemecahan masalah ini bisa dilihat dari
faktor-faktor yang mempengaruhi adanya masalah-masalah tersebut.
Pembelajaran yang baik tentunya sangat memerlukan
pengelolaan yang baik juga, dan untuk mencapainya harus dengan selalu
intropeksi pada hal-hal yang menyebabkan timbulnya masalah itu. Dari uraian
faktor yang ada diatas tadi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
Menurut Prayitno (Herman dkk, 2006:159-160) masalah
pembelajaran siswa dapat dientaskan melalui :
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan
yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang mengalami
masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam proses dan hasil belajar siswa. Dengan pengajaran perbaikan ini,
diharapkan
bisa
memecahkan masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran siswa untuk meningkatkan
prestasi siswa maupun prestasi sekolah tersebut.
Saat ini, metode belajar yang populer di Indonesia
yang dikenal dengan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan). Aktif artinya ketika proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Inovatif artinya bagaimana guru menciptakan
pembelajaran yang bisa membuat siswanya berpikir bahwa learning is fun, sehingga tertanam didalam pikiran siswanya tidak
akan ada lagi perasaan tertekan dengan tenggat waktu pengumpulan tugas dan rasa
bosan tentunya. Kreatif artinya agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif
artinya bagaimana guru mampu menciptakan apa yang harus dikuasai oleh siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung tanpa menyia-nyiakan waktu. Dan
Menyenangkan artinya suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi.
2. Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan
yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat
dalam belajar. Sebagai seorang pendidik kita tidak harus memperhatikan siswa
yang kurang mampu saja, akan tetapi siswa yang cepat dalam belajar juga sangat
penting untuk kita perhatikan, hal ini nantinya tidak ada kesenjangan satu
dengan yang lain, harapannya siswa yang cepat dalam menerima pelajaran bisa
mengimbangi dan mungkin bisa membantu siswa yang kurang cepat dalam menerima
pelajaran.
3. Peningkatan Motivasi Belajar
Guru bidang studi, guru pembimbing, dan staf sekolah
lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasi dalam belajar. Salah
satunya dengan cara menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat, dan kemampuan.
Peningkatan motivasi belajar sangatlah penting untuk diberikan kepada semua
siswa, hal ini bisa memberikan semangat belajar yang tinggi
bagi
semua siswa dalam hal mengeluarkan semua bakat dan minat siswa untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara individu maupun secara kelompok.
Motivation is an
essential condition of learning. Sehubungan dengan hal
tersebut ada tiga fungsi motivasi:
a. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
b. Menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian
dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak
akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak
serasi dengan tujuan.
4. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan
Belajar yang Baik
Setiap siswa diiharapkan menerapkan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif karena prestasi belajar yang baik diperoleh
melalui usaha atau kerja keras. Kebiasaan belajar yang baik sangat menunjang
dalam segala aspek pembelajaran siswa, ketika siswa sudah melaksanakan hal-hal
yang baik, mulai dari pengembangan sikap, disiplin, rajin dan ada tanggung
jawab bersama, maka proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan harapan
bersama, dan bisa memberikan pengaruh yang besar dalam peningktan prestasi
siswa.
Mengajar sebagai proses pemberian atau penyampaian
pengetahuan saja tidak cukup, tetapi harus diiringi dengan mendidik. Artinya
guru secara tidak langsung harus dapat membimbing siswa untuk melakukan dan
menyadari etika, budaya serta moral yang berlaku di tempat siswa tinggal. Guru
bukan sebagai pemberi informasi sebanyak-banyaknya kepada para siswa, melainkan
guru sebagai fasilitator, teman dan motivator. Oleh karena
itu,
pengajaran minimal harus dipandang sebagai suatu proses sistematis dalam
merencanakan, mendesain, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
pembelajaran secara efektif dalam jangka waktu yang layak.
5. Layanan Konseling Individual
Dalam hubungan tatap muka antara konselor dengan
klien (siswa) pada kegiatan konseling diupayakan adanya pengentasan
masalah-masalah klien yang telah disampaikan pada konselor. Sebagai seorang
konselor sebaiknya bisa mengatasi masalah itu dari proses/sebab yang
mempengaruhi adanya hal-hal yang bisa menyebabkan masalah-masalah pembelajaran.
Adanya masalah itu pasti juga adanya sebab yang mempengaruhinya, maka layanan
konseling diberikan kepada setiap siswa yang merasa dirinya kurang dalam
aspek-aspek yang ada pada proses pembelajaran disekolah atau diri sendiri.
Guru Bimbingan Konseling juga memiliki peranan yang
cukup besar dalam hal memotivasi siswa, guru secara berkelanjutan memberikan
penyuluhan dan motivasi kepada siswa baik secara perorangan (individu) maupun
secara kelompok.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah belajar adalah suatu keadaan atau kondisi
yang dialami oleh siswa sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajarnya.
Kondisi tertentu ini dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak merugikan dan memberikan dampak buruk bagi dirinya. Masalah-masalah
belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa dengan kemampuan rendah atau
biasa-biasa saja, akan tetapi juga dapat dialami oleh siswa dengan tingkat
kecerdasan di atas rata-rata normal atau tinggi.
Pembelajaranadalah usaha mengorganisasikan
lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber
belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.
Masalah- masalah dalam pembelajaran antara lain :
1.
Berkurangnya motivasi para peserta didik
untuk belajar atau berpartisipasi di dalam belajar;
2.
Semakin banyak siswa yang membolos pada
saat jam pelajaran di mulai;
3.
Banyak sekali perkelahian muncul di
kalangan antar pelajar;
4.
Prestasi siswa yang semakin rendah dan
mengalami kemerosotan nilai;
5.
Semakin menipisnya etika dan kesopanan
di dalam belajar.
Faktor-faktor penyebab masalah belajar dapat berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) maupun dari luar diri siswa
(eksternal).
1.
Faktor yang Bersumber dari Diri Pribadi
(Internal)
a. Faktor
Psikologis
b. Faktor
Fisiologis
2.
Faktor Eksternal
a. Faktor
yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah :
b. Faktor
Keluarga
c. Faktor
Lingkungan Masyarakat
Pemecahan masalah-masalah pembelajaran antara lain:
1.
Pengajaran Perbaikan
2.
Program Pengayaan
3.
Peningkatan Motivasi Belajar
4.
Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar
yang Baik
5.
Layanan Konseling Individual
B.
Saran
1.
Apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan Makalah ini, sangat diharapkan akan adanya
perbaikan.
2.
Diharapkan kepada para Guru agar lebih
menyelenggarakan pembelajaran yang optimal terhadap anak didiknya dan
memberikan pemahaman yang lebih luas tentang arti belajar itu sendiri.
3.
Diharapkan kepada Guru selaku pendidik
untuk tidak hanya memfokuskan fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi
juga perannya selaku motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,
dkk., (2002). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nirwana,
Herman dkk. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Padang : FIP UNP.
Slameto.
(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.