RESUME KONSEP DASAR IPS Tentang Keterampilan Dasar dalam Ilmu-ilmu Sosial
https://yuniuptt.blogspot.com/2018/02/resume-konsep-dasar-ips-tentang.html
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Selamat Sore. Kenapa sore? karena ketika saya membagikan Tugas Kuliah ini matahari sudah mau terbenam😅 gak tau yah kalian bacanya waktu pagi, siang atau malam. Oke baik, Tugas ini akan kalian dapatkan ketika kalian pertama masuk kuliah alias semester pertama khusus S1 PGSD nih yah.. oalah thu lah yes. Yang nyari tugas ini kan pasti mahaiswa PGSD/PGMI. 😂🙊. Dengan mata kuliah Konsep Dasar IPS. Saya teringat ketika itu setiap pertemuan harus membuat resume tentang materi hari itu. Wadduh terbayangkan?? setiap minggu ada tugas dari mata kuliah ini. Belum lagi mata kuliah yang lain. aduuhh duh dduuuhhhh. Apalagi saya kuliah sambil bekerja. Tugas Kerja + Tugas Kuliah= Sakiit. Betul, saking kelelahannya sering sakit😖. Jadi yah saya gak maulah kalian juga sakit. *jiaaaahhh mulai perhatian sm pemirsa*. Makanya saya bagikan tugas ini supaya kalian tidak perlu repot-repot nyari. Bisa lansung d print pula. Silahkaann.. Semoga menambah ilmu semuanya. Aamiiin.
RESUME
KONSEP DASAR IPS
“KETERAMPILAN
DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL”
Di Susun
Oleh :
RABIATUL
WAHYUNI 1686206056
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
2016
KETERAMPILAN
DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL
A. Pengertian
Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial berasal dari
kata keterampilan dan sosial. Kata keterampilan berasal dari kata “terampil”
digunakan disini karena didalamnya terkandung suatu proses belajar, dari tidak
terampil menjadi terampil. Kata sosial digunakan karena pelatihan ini bertujuan
untuk mengajarkan satu kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan
sosial maksudnya adalah pelatihan yang bertujuan untuk mengajarkan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain kepada individu-individu yang tidak terampil
menjadi terampil berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.
Social skill atau keterampilan sosial memiliki
penafsiran akan arti dan maknanya. Beberapa para ahli yang memberikan
pendapatnya tentang keterampilan sosial sebagai berikut:
1. Merrel (2008), keterampilan sosial
sebagai perilaku spesifik, inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan
sebagai bentuk perilaku seseorang.
2. Combs & Slaby (Gimpel dan
Merrel,1998), keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang
lain dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima
secara sosial maupun nilai-nilai dan di saat yang sama berguna bagi dirinya dan
orang lain.
3. Libet dan Lewinsohn (Cartledge dan
Milburn, 1995), keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk
menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negatif oleh
lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan punishment
oleh lingkungan.
Adapun keterampilan sosial mempunyai
fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi
dengan orang lain; contoh : melakukan
penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja sama ,mengambil keputusan,
berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keterampilan sosial adalah sebuah alat yang terdiri dari kemampuan
berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Kemampuan untuk
dapat menunjukkan perilaku yang baik, serta kemampuan menjalin
hubungan dengan baik.
B.
Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal
yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat
berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi,
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir. Dalam
proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif terhadap siswa , yaitu :
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam
dalam kegiatan belajar mengajar ,
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
3. Mengembangkan pola dan cara belajar
aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4. Menuntun proses berfikir siswa sebab
pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar menentukan jawaban yang baik.
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap
masalah yang sedang dibahas.
Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya:
1. Kehangatan
dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diiajukan
dengan penuh kehangatan dan keantusiasan karena hal ini akan mempengaruhi
kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Menghindari
kebisaan-kebiasaan sebagai berikut:
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan
membuat siswa tidak memperhatikan pertayaan pertama sehingga menurunkan
perhatian dan partisipasi siswa.
b. Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi jawaban siswa yang
bertujuan memberikan penguatan sangat baik dilakukan oleh guru, namun jika guru
terbiasa mengulangai jawaban siswa, maka siswa lain tidak akan mendengarkan
jawaban temannya karena akan di ulang oleh guru.
c. Menjawab pertanyaan sendiri
Guru cenderung menjawab sendiri
kalau siswa tidak ada yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena
dapat membuat siswa frustasi dan malas belajar.
d. Menjauhkan jawaban yang memancing
jawaban serentak
Guru kadang-kadang mengajuhkan
pertanyaan memancing jawaban serentak sehingga kelas jadi hidup. Namun kalau
hal ini dibiasakan akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu
siapa yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta jawaban
perorangan.
e. Mengajukan pertanyaan ganda
Kadang-kadang guru mengajukan
pertanyaan yang menanyakan beberapa hal sehingga siswa harus melakukan beberapa
tugas dalam waktu singkat.
f. Menentukan siswa yang akan menjawab
pertanyaan
Guru kadang-kadang cenderung
menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Hal ini
sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain untuk tidak memperhatikan
pertanyaan guru. Sebaiknya guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas, menunggu
sejenak kemudian baru menunjuk siswa untuk menjawabnya.
3. Memberikan
waktu berfikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut waktu
berpikir diberikan hendaknya lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan
ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar. Hal ini sangat perlu
diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk berpikir dan
menyusun jawaban.
4. Mempersiapkan
pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan pokok yang akan diajukan
oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkatan kesukaran
pertanyaan dapat disusun lebih dahulu, dan materi pelajaran dicakup secara
tuntas
5. Menilai
pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan pokok yang akan diajukan
oleh guru hendaknya dinilai oleh guru stelah pelajaran berlangsung.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan keterampilan bertanya diatas, diharapkan guru akan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, keterlibatan mental intelektual siswa
melalui pertanyaan yang diajukan.
C. Keterampilan Memperoleh Informasi
Informasi
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh semua orang. Dengan
informasi yang diperoleh, orang dengan mudah dan akan lebih cepat dalam
memecahkan suatu masalah. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi, diantaranya dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media
massa seperti radio, televisi, surat kabar, dan majalah, dan melalui lingkungan
masyarakat yang ada di sekitar manusia.
Namun, untuk
dapat memperoleh informasi dengan membaca buku memerlukan keterampilan yang
tinggi. Karena beberapa orang akan kesulitan menangkap apa makna atau inti
permasalahan apa yang
sedang dia baca, sehingga dia juga akan kesulitan untuk menarik kesimpulan
tentang apa yang telah dibacanya. Seorang guru IPS pun wajib untuk membaca buku
teks atau buku sumber lainnya, agar ia memperoleh informasi yang luas tentang
materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Sumber lain
untuk memperoleh informasi adalah melalui media massa, karena kita dapat
memperoleh informasi yang aktual dan terkini, sehingga informasinya dapat
dengan cepat menyebar ke seluruh masyarakat, baik tingkat lokal, nasional, dan
internasional.
Media massa apa
pun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi diperlukan kecermatan dan
ketelitian dalam menerima informasi tersebut. Terkadang informasi yang diterima
melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena sering
terjadi intervensi dari peliput
berita, yang memiliki kepentingan tertentu. Walaupun demikian media massa
merupakan sarana yang patut kita manfaatkan di dalam kelas, tetapi juga berasal
dari luar kelas.
Dalam kaitannya
dengan pembelajaran IPS, materi yang disampaikan kepada siswa tidak semata-mata
bersumber dari buku teks, melainkan tidak jarang berasal dari lingkungan
masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu sumber belajar IPS tidak hanya
berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi juga di luar
kelas.
D. Keterampilan
Menganalisis Informasi
Dalam kegiatan penelitian sosial
seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas data atau informasi yang
diperoleh, langkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa atau
menafsirkan data-data yang telah terkumpul.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu penelitian adalah :
1. Untuk mengidentifikasi motif, alasan
atau sebab dari suatu kejadian,
2. Mempertimbangkan atau menganalisis
informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan
informasi tersebut,
3. Menganalisis suatu kesimpulan atau
generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat mendukung atau
menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau
informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti
sosial, yaitu:
1.
Penganalisis
data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti,
terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian.
2.
Alat
(instrumen) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori
penelitian, dalam hal ini metode penelitian.
3.
Analisa
data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan faktual.
4.
Sebelum
analisa data perlu dilakukan pemilahan data-informasi berdasarkan permasalahan
penelitian yang sedang dilakukan.
Keempat hal tersebut di atas
hendaklah benar-benar diperhatikan oleh seorang peneliti sosial agar hasil
penelitian dapat dijadikan sebagai informasi yang berharga bagi pengembangan
ilmu selanjutnya, atau sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kebijakan
atau membuat rencana untuk masa yang akan datang.
E. Keterampilan
Menyajikan Informasi
Sekumpulan data dan informasi yang
diperoleh perlu diolah, dianalisis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Data yang
diperoleh akan bermanfaat bagi pihak lain, apabila disajikan dengan sistematis
sehingga mudah diterima dan dicerna oleh orang lain. Selengkap apapun informasi
yang telah terkumpul dan diolah dengan baik, apabila dalam penyajiannya kurang
sistematis dan menarik perhatian orang lain, maka data atau informasi tersebut
kurang berarti dan bermakna dan akan sulit untuk dipahami oleh pemerhati.
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar, guru hendaknya dapat menjadi penyaji yang baik dan menarik, agar siswa
memiliki minat dan perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam menyajikan materi
pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat pengajaran. Apabila
materi pembelajaran berupa data dan angka, maka guru lebih baik menggunakan
bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu siswa
untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran harus ada
tiga unsur penting, yaitu guru, materi, dan siswa. Materi yang disampaikan
kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum yang ada dan disampaikan
dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Setelah materi disampaikan kepada
siswa perlu dinilai keberhasilannya sebagai feed back kepada guru.
Contoh penggunaan gambar dalam pengajaran
IPS, apabila guru menerapkan materi tentang lingkungan Indonesia, maka guru
membentangkan gambar peta Indonesia dimuka kelas. Penggunaan grafik, bagan, dan gambar
dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari sifat verbalisme bagi siswa.
Penyajian informasi atau data yang
dibantu dengan alat peraga berupa grafik, gambar, dan bagan merupakan salah
satu upaya penyajian informasi yang menarik bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan
tercapai secara efektif.
Seorang guru atau peneliti yang akan
menyajikan secara efektif hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1. Penyaji hendaklah berpribadi menarik
dan pandai berbicara di depan murid dan khalayak.
2. Informasi yang akan disampaikan
hendaklah dikemas secara menarik dan sistematis.
3. Materi informasi yang hendak
disampaikan harus ada keterkaitan dan kepentingan dengan penerima informasi.
4. Informasi yang disampaikan dapat
dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan di masa yang akan datang.
F.
Keterampilan Memanfaatkan Informasi
Dalam suatu
kegiatan penelitian sosial terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh
mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data,
menganalisa data, dan menarik kesimpulan.
Sebagai
seorang guru sebenarnya setiap hari mengadakan penelitian dengan siswa walaupun
dalam bentuk yang sangat sederhana. Pada saat mengajar pada dasarnya guru
menyampaikan informasi yang telah dimilikinya, baik diperoleh dari buku sumber,
media massa, maupun dari hasil laporan penelitian. Setiap informasi yang
dimiliki oleh seseorang, baru dianggap bermanfaat bila ia dapat menggunakan dan
memanfaatkan informasi-informasi dalam pekerjaanya sehari-hari. Misal seorang
pengacara ia harus jeli menerima informasi dari berbagai pihak yang nantinya
dapat dimanfaatkan untuk membela klien nya. Begitu pula halnya dengan guru,
tidak terlepas dari kegiatan memanfaatkan informasi dalam proses pembelajaran
dikelas. Sebelum ia masuk kedalam kelas untuk memberikan pelajaran, terlebih
dahulu guru tersebut harus membawa sejumlah informasi yang telah dimilikinya
untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar siswa didalam kelas.
Data atau
informasi yang diperoleh dapat pula dimanfaatkan sebagai dasar-dasar
perencanaan dimasa yang akan datang, misalnya saja data mengenai jumlah
penduduk pada usia Sekolah Dasar (7-12 tahun) dapat dimanfaatkan untuk
merencanakan jumlah lokal sekolah, jumlah guru yang diperkirakan disuatu daerah
atau negara. Disamping itu data penduduk pada usia angkatan kerja dapat
dijadikan dasar untuk merencanakan lapangan kerja yang harus disediakan oleh
pemerintah untuk menampung angkatan kerja tersebut.
Dalam
memanfaatkan informasi untuk merencanakan pembangunan dimasa datang ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh
antara lain sebagai berikut:
1. Informasi
hendaklah benar-benar diperoleh dari sumber yang terpercaya,
2. Pengolahan
dan analisa data menggunakan teori-teori yang
akurat supaya dapat menarik kesimpulan yang lebih objektif,
3. Informasi
yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.
Selengkap apapun informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian, apabila tidak
dapat memanfaatkannya, maka hasil penelitian itu kurang
atau tidak dapat memberikan kontribusi positif kepada pihak lain, terutama
dalam pembangunan dibidang pendidikan nasional.
G. Keterampilan
Menyusun Generalisasi
Samlawi (1998) mengemukakan beberapa
ketentuan tentang generalisasi sebagai berikut:
1. Generalisasi merupakan sejumlah
konsep yang memiliki keterkaitan makna.
2. Generalisasi adalah pernyataan
tentang hubungan diantara konsep.
3. Generalisasi mengemukakan sejumlah
besar informasi.
4. Kebenaran suatu generalisasi
ditentukan oleh rujukan pembuktian.
5. Generalisasi yang kita jumpai hari
ini mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan
bukti-bukti baru pula.
Sumaatmaja (1984) mengemukakan:
“Penyusunan dan pengembangan suatu generalisasi bukanlah merupakan pekerjaan
yang mudah. Kemampuan ini memerlukan latihan, kemampuan menggunakan bahasa dan
kemampuan membina konsep”.Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan
dasar yang dapat membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Untuk menyusun generalisasi
diperlukan logika berfikir yang bersifat universal dan tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Oleh karena itu, guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki
kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu menuntut keterampilan fisik biologis
maupun keterampilan mental psikologis. Untuk menyusun suatu generalisasi perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini seperti :
1. Sikap berhati-hati dalam menyusun
generalisasi
2. Didukung oleh data yang akurat dan
representatif
3. Penyusunan dilakukan dengan objektif
4. Jangan tergesa-gesa dalam membuat
generalisasi
5. Data perlu dianalisis kembali agar
tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil kesimpulan
H. Keterampilan
Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah
disusun dan di kembangkan masih perlu di uji kebenarannya dan keabsahannya.
Seperti contoh generalisasi berikut ini “ Setiap laki- laki yang berasal dari
daerah A, senang berpoligami (beristri lebih dari satu)”. Mungkin untuk
sebagian kecil laki – laki daerah A, beristri lebih dari satu itu benar, karena
masih banyak laki-laki di daerah A yang tidak beristri lebih dari satu (berpoligami).
Maka sudah jelas generalisasi seperti ini di anggap keliru, dan perlu ditinjau kembali kebenarannya. Hal ini
menjaga agar masyarakat daerah A tidak merasa terganggu atas generalisasi itu.
Ada beberapa karakteristik yang
perlu dipahami sebelum menguji generalisasi, yaitu :
1.
Generalisasi
harus merupakan kalimat yang lengkap. Bahwa kalimat yang menyatakan sebuah
generalisasi terdiri dari pokok kalimat (subjek), predikat dan objek, sehingga
kalimat tersebut memiliki makna yang luas dan rasional.
2.
Generalisasi
merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip
atau ketentuan pada konteks IPS, maksudnya bahwa kalimat pembentuk generalisasi
itu mendeklarasikan suatu kesimpulan yang dibuat berdasarkan fakta yang ada
sehingga menjadi sebuah prinsip yang perlu diterapkan dalam pengajaran IPS.
3.
Generalisasi
merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya. Contoh : “ Anak yang rajin belajar akan menjadi
pandai”, dalam kalimat tersebut terdapat empat buah konsep yaitu “anak”,
“rajin”, ‘’belajar”, dan “pandai”. Keempat konsep tersebut saling berkaitan
sehingga menjadi suatu makna, dan menjadi suatu prinsip dalam kegiatan belajar,
apabila seseorang rajin belajar akan menjadi pandai. Kenyataan itu memang
banyak terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ungkapan yang menyatakan
“Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”.
4.
Konsep
yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan, maksudnya bahwa suatu generalisasi harus didukung oleh konsep, dan
konsep-konsep yang saling berkaitan itu harus terbukti dengan fakta-fakta yang
ada di lapangan. Generalisasi tidak akan terbentuk apabila tidak ada hubungan
dari beberapa konsep, dan konsep tidak akan bermakna apabila tidak dibuktikan
dengan fakta-fakta.
5.
Kalimat
yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal maksudnya bahwa
kalimat generalisasi merupakan kesimpulan umum yang berlaku bagi semua kondisi
dan situasi dan tidak terbatas oleh waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Jarolimek, J.(1993). Social Studies in Elementary Education.
New York : Mc. Millan Publishing.
Malik, Irawati Agusman.(2013).Keterampilan Bertanya.[Online].
Tersedia: http://irawatiagusmanmalik.wordpress.com/2013/12/07/makalah-daspros-1-keterampilan-bertanya/. [Diakses 6
Oktober 2016].
Mulyono.(1985). Pengertian dan Karakterisitk IPS.Jakarta : P3G Depdikbud.
Prayitno.(1980).Dinamika Kelompok & Kerja Kelompok.Jakarta : P3G Depdikbud.
Sapriya, Sadjarudin & Susilawati
(2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.
Sumaatmadja, N. (1986). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung :
Alumni.
UNP,
Pshykologi.(2013).Keterampilan Sosial dan
Penerapannya.[Online]. Tersedia: http://psikology09b:blogspot.com/2012/keterampilan-sosial-dan-penerapannya.html?m=1. [Diakses 6
Oktober 2016].
Masyaallah
ReplyDeletekaka...Makasih kaka.... Ini sangat berarti bagiku sangat membantu :D