MAKALAH PEDAGOGIKA “PEDAGOGIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN"



“PEDAGOGIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogika
Dosen Pengampu: Iis Aprinawati, M.Pd


                                    


Disusun Oleh :
NUR JANNAH                      1686206028
RABIATUL WAHYUNI     1686206056
WATRI LIANTI                   16862060




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2017


KATA PENGANTAR

Segala  puji  dan  syukur  kami  panjatkan  kepada  ALLAH  SWT.   Karena berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul    Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan”. Dalam rangka memenuhi  tugas  mata kuliah “Pedagogika” yang diberikan oleh dosen  Ibu Iis Aprinawati, M.Pd.
Akhirnya  Makalah  ini  dapat   kami  selesaikan  berkat bimbingan dan arahan dari dosen  pembimbing   yang   memberikan  bahan-bahan  materi, dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Apabila  dalam  makalah  ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik  penulisannya, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat  dan berguna buat kita semua, aamiin.
                                                                          
                                                               Bangkinang Kota, 2 Maret 2017
                                                               Kelompok 2



DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.  Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C.   Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A.  Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan........................................................ 2
1.    Konsep Pengetahuan................................................................................... .... 2
2.    Pengertian Ilmu Pengetahuan...................................................................... .... 5
B.  Karakteristik Ilmu dan Kriteria Ilmu Pengetahuan............................................... 8
C.  Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan.................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13
A.  Kesimpulan .......................................................................................................... 13
B.  Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani anak. Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apa yang menjadi tujuan mendidik anak.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
2.    Bagaimana karakteristik dan criteria Ilmu Pengetahuan?
3.    Kenapa Pedagogik disebut sebagai Ilmu Pengetahuan?

C.  Tujuan
Sedangkan tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
2.    Untuk mengetahui karakteristik dan criteria Ilmu Pengetahuan.
3.    Untuk mengetahui sebab mengapa Pedagogik disebut sebagai Ilmu Pengetahuan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1.    Konsep Pengetahuan
Dalam pandangan umum, ilmu atau ilmu pengetahuan sering diartikan sebagai salah sesuatu yang kita kenal atau ketahui mengenai suatu hal atau objek. Kita mengetahui suatu hal tersebut diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, baik bersumber dari pengalaman kita sendiri dalam mengatasi masalah yang dihdapi dalam kehidupan keseharian, dari informasi atau cerita orang lain, dari kebiasaan atau adat istiadat.
Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan. Berikut pengertian beberapa ahli tentang pengetahuan:
a.    Sidi Gazalba dalam Sadulloh (1983:2) mengatakan Pengetahuan adalah apa-apa yang diketahui sebagai hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari pada kenal, sadar, insyaf, mengerti, dan pandai. Semua pengetahuan itu adalah milik atau isi pikiran.
b.    Pudjawidjana, Mendefinisikan pengetahuan sebagai reaksi pada manusia dengan semua rangsangan yang terjadi di alat untuk melakukan indera penginderaan jauh pada objek tertentu.
c.    Menurut Onny S. Prijono, Pengetahuan yang diperoleh dari nilai membiasakan orang-orang ini mengembangkan rasa ingin tahu.
d.   Sumadi  (1996), Menunjukkan bahwa pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol, proses, dan teori.
e.    Notoadmojo (2002), Mendefinisikan ide bahwa pengetahuan adalah hasil dari perilaku manusia yang terjadi setelah penginderaan dari objek tertentu, teori serupa diungkapkan oleh Locke.


Berdasarkan beberapa pengertian di atas kami menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal.

Ada teori tentang kebenaran yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah,
a.    Teori Korespondensi
Kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungannya. Teori ini paling luas diakuai realis.
b.    Teori Koherensi
Kebenaran bukan persesuaian antara pikiran dengan kenyataan, melainkan kesesuaian secara harmonis antara pendapat/pikiran kita dengan pengetahuan kita yang telah dimiliki. Teori ini pada umumnya diakui olleh golongan idealis. 
c.    Teori Pragmatisme
Kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kita hanya bisa mengetahui dari pengalaman kita saja.

Menurut Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan/ kebenaran yang dapat diperoleh dan dimiliki manusia, yaitu:
a.    Pengetahuan biasa atau akal sehat
b.    Pengetahuan ilmiah
c.    Pengetahuan filsafat
d.   Pengetahuan religi

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, akan bersifat langgeng.


Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
Karakteristik individu yang kurang pengetahuan antara lain:
a.    Mengungkapkan informasi yang tidak akurat. Informasi tidak disampaikan lengkap sehingga maksudnya menjadi biasa.
b.     Adanya salah pengertian atau salah presepsi. Karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup biasanya terjadi makna yang disampaikan menjadi salah.
c.    Menanyakan kembali informasi yang telah diberikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan diulang-ulang.
d.    Tidak terampil dalam mendemonstrasikan sesuatu karena pengetahuan yang diterima tidak cukup biasanya kurang mampu dalam mempergunakan sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a.    Intelegensi
Adalah keseluruhan kemampuan individu berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif, intelegensi mengandung unsur pengetahuan atau rasio, yang banyak digunakan dalam suatu tindakan atau perilaku semakin berintelegensi perilaku tersebut.
b.    Emosi
Emosi atau perasaan yang timbul disertai pekerjaan intellect dapat memperkuat dorongan pengetahuan individu. Contohnya seperti individu mampu memahami atau tidak suatu pekerjaan.
c.    Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar pengetahuan sesseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan datang dari apa yang telah diketahui kemudian akan terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik suatu objek.


d.   Pengalaman pribadi
Adalah sesuatu yang dijalani, dirasakan, dan ditanggun. Pengalaman pribadi dapat membentuk pengetahuan seseorang, pengalaman pribadi yang digeneralisasikan akan membentuk streotif dan penghayatan seseorang.
e.    Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan setiap kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan pada diri individu, seperti tidak tahu menjadi tahu.
f.     Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dll mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu halmemberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 

2.    Pengertian Ilmu Pengetahuan
Secara terminologis, dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu sehingga disebut ilmu pengetahuan. Berikut pengertian beberapa ahli tentang Ilmu Pengetahuan:
a.    Mappadjantji Amien: Menurutnya, pengertian ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah. 
b.    Syahruddin Kasim: Menurut Syahruddin Kasim, bahwa pengertian ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawimelalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam


menjelaskan hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan. 
c.    Helmy A. Kotto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto bahwasanya ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri. 
d.   Sondang Siagian: Menurut Sondang Siagian bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
e.    Soerjono Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Soerjono Soekanto adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya. 

Jadi, pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dikenal mengenai suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam mengatasi masalah, dari informasi atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan atau adat istiadat.
Ilmu terutama berfungsi menjawab pertanyaan mengapa, artinya menjelaskan hubungan sebab akibat (kausalitas). Ilmu dikembangkan melalui kegiatan berfikir kritis, yaitu kegiatan berpikir melalui tahap-tahap penetapan problema dalam bidang ilmu yang bersangkutan, kemudian hipotesis (dugaan solusi atas problem disertai argumentasi bahwa solusi itu tepat), kemudian disusul dengan tahap pengujian hipotesis itu secara empiris, dan akhirnya penarikan kesimpulan berupa generalisasi, prinsip, hukum, rumus dan sebagainya.


Sumber-sumber ilmu pengetahuan:
a.    Kabar yang dapat dipercaya
b.    Indera lahir maupun batin
c.    Akal berupa nalar maupun intelektual
d.   Intuisi

Jadi ada dua jalan besar yang bisa kita tempuh sebagai usaha dalam mencari ilmu pengetahuan, cara pertama yaitu dengan melihat buku panduan yang diberikan oleh Allah SWT lalu mencocokkan dengan alam semesta sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjalani hidup, cara kedua yaitu dengan melakukan riset sendiri sebagai usaha mencari dan mengumpulkan pengertian tentang alam serta peristiwa yang terjadi mengingat sungguh berharganya sebuah ilmu pengetahuan. Kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan kosong tanpa ilmu oleh karena itu wajib belajar agar memperoleh kemudahan dalam menjalani hidup.


B.  Karakteristik Ilmu dan Kriteria Ilmu Pengetahuan
Perkembangan budaya akan melahirkan ilmu-ilmu baru untuk semakin mempermudah kehidupan masyarakat. Secara umum karakteristik ilmu adalah: 
1.    Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama. 
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru. Setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain, dan tidak menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. 
Contoh:
a.     Dengan kemajuan teknologi, dalam bidang kedokteran terus berlanjut tentang penemuan cara pengobatan berbagai penyakit, yang dapat digunakan oleh setiap dokter untuk terus dikembangkan 
b.     Penemuan pemberantasan hama oleh seorang peneliti dalam bidang pertanian, dapat dijadikan ilmu oleh seorang petani 
2.    Kebenarannya tidak mutlak 
Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan manusia, sehingga kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin terjadi terletak pada manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut, dan bukan hanya pada kesalahan metode. 
Contoh: 
a.     Penemuan obat tertentu untuk penyakit tertentu, satu waktu dapat berubah jenis maupun komposisi obatnya yang lebih paten. 
b.     Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya pembelajaran partisipatif, kontekstual learning, kooperatif learning.


3.    Bersifat Objektif 
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu tidak dapat tergantung pada pemahaman secara pribadi, melainkan didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah, 
Contoh: 
a.     Penemuan obat untuk penyakit tertentu diawali dengan penelitian di laboratorium atau di uji coba terlebih dahulu sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan 
b.     Istilah dalam pembelajaran muncul dengan diawali penggunaan dalam pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari penggunaan pendekatan tersebut.

Kemudian disosialisasikan Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu yaitu: 
1.    Bersifat Rasional 
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat objektif. 
Contoh: 
a)    Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalam mengambil keputusan.
b)   Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan suatu permasalahan.


2.    Bersifat Empiris 
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu. 
Contoh:
a.    Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan kreatvitas peserta didik sangat memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek .
b.    Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik untuk belajar bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah 

3.    Bersifat Umum 
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara makro tanpa dibatasi oleh ruang. 
Contoh: 
a.    Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya digunakan oleh seorang guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh guru lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda. 
b.    Cara memeperoleh bayi tabung dapat dimanfaatkan di seluruh wilayah sesuai dengan kebutuhan.


4.    Bersifat Akumulatif 
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu- ilmu baru lainnya. 
Contoh: 
a.    Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran kooperatif, muncul lagi model pembelajaran lainnya , misalnya model kontekstual learning. 
b.    Dalam bidang kedokteran muncul cara lain dalam menangani pasen, misal bagi yang ginjal tidak selamnya harus cuci darah tetapi bisa melalui cangkok ginjal.

C.  Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan
Istilah pedagogik (bahasa Belanda: paedagogiek, bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang berarti anak dan agogos yang berarti mengantar, membimbing atau memimpin.
Dari kata paedos dan agogos terbentuk istilah paedagogos yang berarti seorang pelayan atau pembentu pada zaman Yunani kuno yang tugasnya mengantar dan menjemput anak majikannya ke sekolah, selain juga bertugas untuk selalu membimbing atau memimpin anak-anak majikannya. Selanjutnya terjadi perubahan istilah, yang dulunya sebagai pelayanan atau pembantu menjadi pedagog yang memiliki arti sebagai ahli didik atau pendidik. Menurut pendapat Ngalim Purwanto (2004:3) Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Namun secara prinsipil, bahwa dalam pendidikan anak ada kewajiban untuk membimbing hingga mencapai kedewasaan (Syaripudin & Kurniasih, 2008).
Di sisi lain, ada juga paedagogia, yaitu pergaulan dengan anak-anak yang kemudian berubah menjadi paedagogie atau pedagogi yang berarti praktik pendidikan anak atau praktik mendidik anak; dan terbentuklah istilah


paedagogiek atau pedagogik yang berarti ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik anak.
Dalam beberapa literatur, ditemukan di antara pendidik dan ahli ilmu pendidikan menyatakan pedagogik sebagai ilmu pendidikan atau ilmu mendidik. Dengan demikian pedagogik lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang menerangkan tentang bagaimana kita membimbing dan mendidik anak. Sedangkan pedagigy lebih menekankan pada aspek praktis yang menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan membimbing anak.
Sebagaimana ilmu pada umumnya, pedagogik mempunyai fungsi tertentu. Pedagogik mempunyai lima fungsi :
a.    Fungsi deskriptif dan preskriptif.
Maksudnya bahwa pedagogik, selain berfungsi untuk menggambarkan atau menjelaskan mengenai apa, mengapa dan bagaimana sesunggunya pendidikan anak (deskriptif), juga berfungsi untuk memberikan petunjuk tentang siapa seharunya pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak.
b.    Fungsi memprediksi.
Penggambaran atau penjelasan mengenai pendidikan anak sebagai suatu hasil studi dalma pedagogik mengimplikasikan bahwa pedagogik akan dapat memberikan prediksi-prediksi tertentu tentang apa yang mungkin terjadi dalam rangka pendidikan anak.
c.    Fungsi mengontrol.
Berdasarkan prediks-prediksi seperti dijelaskan di atas, maka dengan pedagogik itu dapat dilakukan kontrol (pengendalian) agar sesuatu yang baik/yang diharapkan berkenaan dengan pendidikan anak dapat terjadi, sedangkan sesuatu yang tidak baik/yang tidak diharapkan yang berkenaan dengan pendidikan anak tidak terjadi.
d.   Fungsi mengembangkan.
Maksudnya bahwa pedagogik mempunyai fungsi untuk melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan berupaya untuk menghasilakan temuan-temuan yang baru.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal.
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dikenal mengenai suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam mengatasi masalah, dari informasi atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan atau adat istiadat.
Secara umum karakteristik ilmu adalah: 
1.    Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama. 
2.    Bersifat Empiris 
3.    Bersifat Umum 
4.    Bersifat Akumulatif 
Dengan demikian pedagogik lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang menerangkan tentang bagaimana kita membimbing dan mendidik anak. Sedangkan pedagigy lebih menekankan pada aspek praktis yang menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan membimbing anak.

B.  Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi yang membaca khusunya bagi kami dan khalayak ramai umumnya. Dan semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Anz-cassezter. (2015). Ilmu dan Aplikasinya. [Online]. Tersedia: http://dokumen.tips/documents/ilmu-dan-aplikasinya.html. [Diakses 2 Maret 2017].

Ngalim Purwanto. (2006). Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sumadi, Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syarifudin, T. Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan ilmu.



Related

Materi Kuliah S1 PGSD 4181113391158628505

Post a Comment

emo-but-icon

Hot in week

Recent

Comments

item