Makalah Membaca Menulis Permulaan
https://yuniuptt.blogspot.com/2019/09/makalah-membaca-menulis-permulaan.html
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Semoga para calon guru se Indonesia sealu berada dalam keadaan sehat dan tetap semangat dalam melaksanakan studinya. Aamiin.
Kali ini saya akan membagikan Makalah Membaca Menulis Permulaan (MMP). Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan symbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
Lansung saja "Makalah Membaca Menulis Permulaan"
MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Semoga para calon guru se Indonesia sealu berada dalam keadaan sehat dan tetap semangat dalam melaksanakan studinya. Aamiin.
Kali ini saya akan membagikan Makalah Membaca Menulis Permulaan (MMP). Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan symbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
Lansung saja "Makalah Membaca Menulis Permulaan"
MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KELAS RENDAH
“MEMBACA MENULIS PERMULAAN”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah
Dosen Pengampu: Iis Aprinawati, M.Pd
Disusun Oleh :
RABIATUL WAHYUNI 1686206056
NUHHAYATI MARDHATILLA 1686206054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU
TAMBUSAI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami panjatkan
kepada ALLAH SWT.
Karena berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayah Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Membaca,
Menulis Permulaan”.
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah” yang diberikan oleh dosen
Ibu Iis Aprinawati, M.Pd.
Akhirnya Makalah ini
dapat kami selesaikan
berkat bimbingan dan arahan dari dosen
pembimbing yang memberikan
bahan-bahan materi, dan kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan banyak
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Apabila dalam makalah
ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisannya, untuk itu kami mengharapkan
kritik, saran dan bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna buat kita semua, aamiin.
Bangkinang
Kota, 14
Oktober 2017
Kelompok V
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pembelajaran Membaca Menulis
Permulaan.................................................... 3
B. Pengertian Membaca Menulis Permulaan........................................................ 4
C. Macam-macam Metode Pembelajaran di
Kelas Rendah................................. 5
D. Rangcangan Pembelajaran MMP.................................................................... 11
E. Penerapan Metode Pembelajaran MMP......................................................... 14
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
A. Kesimpulan..................................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana
kira semua ketahui, tujuan kahir kita dari pengajaran Bahasa Indonesia adalah
siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan berbahasa
tercermin dalam 4 aspek keterampilan membaca, yaitu Berbicara, membaca dan
menulis. Pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari
keterampilan lainnya.
Keterampilan
membaca itu sendiri adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi dari suatu yang ditulis. Keterampilan membaca dan
menulis ini diperoleh seseeorang setelah setelah mereka memasuki usia sekolah.
Oleh karena itu, kedua jenis keterampilan berbahasa inimerupakan sajian
pembelajaran yang utama bagi para mjurid-murid sekolah dasar di kelas awal.
Kedua materi keterampilan ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang
dikenal dengan paket pembelajaran Membaca Menulis Permulaan.
Membaca
menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar
kelas awal.siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menulisserta menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru
perlu merangcang pembelajaran membaca menulis permulaan dengan baik sehingga
mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Membaca Menulis Permulaan?
2. Apa saja metode pembelajaran MMP?
3. Bagaimana Merancang Pembelajaran MMP?
4. Bagaimana Penerapan Pembelajaran MMP?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Membaca Menulis
Permulaan.
2. Untuk mengetahui saja metode pembelajaran MMP?
3. Untuk mengetahui rangcangan Pembelajaran MMP?
4. Untuk mengetahui Penerapan Pembelajaran MMP?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Membaca dan Menulis
permulaan
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari
sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan symbol yang menyusun
sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk
hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan
dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan
komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri
maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang
juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan
yang baik, dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta
kemampuan untuk menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.
Dibutuhkannya keseimbangan yang baik dan akurat agar kita
mampu menerima informasi secara tepat dan mengingat informasi tersebut saat
kita perlukan. Dalam membaca dibutuhkan pula kosentrasi agar kita bisa
menyimpan informasi secara maksimal. Semakin sering kita membaca maka semakin
baik pula kemampuan membaca kita.
Para ahli telah mendefinisikan tentang membaca dan tidak ada
criteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling besar.
Menurut Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang
memberikan respon makna secara tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau
tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara
presepsi terhadap symbol grafis dan ketrampialn berbahasa serta pengatahuan
pembaca. Dalam interaksi ini, pembaca berusaha mencipatakan kembali makna
sebagaimana makna yang ingin disampaikan
oleh
penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu pembaca mencoba mengkreasikan
apa yang dimaksud oleh penulis.
B.
Pengertian Membaca dan Menulis
permulaan
Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran
yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di
kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap
awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis
permulaan merupakan menu utama.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya,
anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambing-lambang tertulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat
melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap
lambing bunyi-bunyi tersebut.
Kemudian kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda
dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran
menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak
dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan kemampuan melukis atau
menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur,
lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya dengan kemampuan dasar ini,
secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan,
pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-lambang tulis
yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
C.
Macam-macam Metode Pembelajaran di
Kelas Rendah
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu,
MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca
dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki
bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah
dasar, MMP merupakan menu utama.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf Kemampuan
menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada
tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada
kemampuan yang bersifat mekanik
Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di
kelas rendah akan diuraikan sebagai berikut :
1.
Metode Eja
Pembelajaran
MMP dengan metode eja memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf
secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan dilafalkan murid sesuai
dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A a, B b, C c, D d, E e, F f, dan
seterusnya. Dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef, dan seterusnya. Kegiatan
ini diikuti dengan →latihan menulis lambing tulisan, seperti a, b, c, d, dan
seterusnya atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan seterusnya. Setelah
melalui tahapan ini, para murid diajarkan untuk perkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya :
b, a → ba (dibaca be. a → ba )
d, u → du ( dibaca de, u → du )
ba-du dilafalkan Badu
b, u, k, u menjadi b, u → bu (dibaca
be, u → bu )
k, u → ku (dibaca ka, u → ku )ontoh,
ambillah kata’’
Proses ini
sama dengan menulis permulaan, setelah murid-murid dapat menulis huruf-huruf
lepas, kemudian dilanjuutkan dengan belajar menulis rangkai huruf yang berupa
suku kata. Sebagai contoh, ambillah kata” badu”tadi. Selanjutnya, murid diminta
menulis seperti : ba - du → badu.
Proses
pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. Contoh
perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi
kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan kumunikatif,
dan pendekatan pengalaman berbahasa. Artinya, pemilihan bahan ajar untuk
pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit menuju hal-hal
yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan kehiduipan murid
menuju hal-hal yang sulit dan mungkin meruipakan sesuatu yang baru bagi murid.
Kelemahan
yang mendasar dari penggunaan metode eja ini meskipun murid mengenal dan hafal
abjad dengan baik, namun murid tetap mengalami kesulitan dalam mengenal
rangkaian huruf yang berupa suku kata atau kata.
2.
Metode suku kata dan metode kata
Proses
pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti
ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku
dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata
bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat
berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar
MMP. Kata-kata tadi misalnya :
ba – bi cu – ci da
– da ka – ki
ba – bu ca – ci du
– da ku – ku
bi – bi ci – ca da
– du ka – ku
ba – ca ka – ca du
– ka ku – da
Kegiatan
tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat
sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian
bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil dibawahnya, yakni dari
kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku kata.
Proses
pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian
dilahirkan istilah lain untuk metode ini yakni metode rangkai kupas.
3. Metode Global
Metode
Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan
pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan
dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca,
murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai
contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat
b. Menguraikan salah satu kalimat
menjadi kata, kata menjadi suku kata.
Contoh: Kata menjadi huruf-huruf
Ini
mama
in
i ma m a
i-ni ma- ma
i–n–i m-a – m-a
|
4.
Metode Struktural Analisis Sintesis
(SAS)
Merupakan
salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran MMP bagi siswa
pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua
tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak
disuguhi sebuah struktur yang member makna lengkap, yakni skruktur kalimat. Hal
ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep “ kebermaknaan” pada diri anak.
Akan lebih baik jika struktur nya kalimat yang disajikan sebagai bahan
pembelajan MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari
pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum kegiatan
belajar mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya dimulai, guru dapat melakukan
pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses
penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS
meliputi :
a. Kalimat menjadi kata-kata
b. Kata menjadi suku-suku kata
c. Suku kata menjadi huruf-huruf
Mengenai
itu, Momo (1987) mengemukakan beberapa cara, yaitu:
a. Tahap tanpa Buku, dengan cara:
1)
Merekam bahasa siswa
2)
Menampilkan gambarsambil bercerita
3)
Membaca gambar
4)
Membaca gambar dengan kartu kalimat
5)
Membaca kalimat secara struktural (S)
6)
Proses analitik (A)
7) Proses sintetik (S)
b. Tahap dengan Buku, dengan cara:
1)
Membaca buku pelajaran
2)
Membaca majalah bergambar
3)
Membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa
4)
Membaca buku yang disusun oleh siswa secara berkelompok
5)
Membaca buku yang disusun oleh siswa secara individual.
Metode ini
yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak atau siswa adalah metode SAS
menurut Supriyadi dkk (1992). Alasan mengapa metode SAS ini dipandang baik
adalah:
a.
Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umumbahwa bentuk
bahasa terkecil adalah kalimat.
b.
Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak
c.
Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Kelemahan
metode SAS, yaitu:
a. Kurang praktis
b. Membutuhkan banyak waktu
c. Membutuhkan alat peraga
5.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan
memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut
memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui metode ini siswa dapat
mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan,
menerapkan atau mengkomunikasikan.
6.
Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran
melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide
atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah,
menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat
suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila
proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi
secara langsung dan bersifat berpusat pada siswa.
Dikatakan pembelajaran langsung
karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol
aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan
berpusat kepada siswa karena sebagian besar input pembelajaran berasal dari
siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat
menemukan hasil diskusi mereka.
7.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan
dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa.
Keberhasilan siswa melalui teknik ceramah sangat bergantung kepada kemampuan
siswa dalam menyimak.
8.
Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau
instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan kelompok.
9.
Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu
dari siswa jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai
pengetahuan siap, ingatan, atau juga penalaran tentang yang ditanyakan.
Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat membantu siswa dalam
menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan
mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.
10.
Metode Abjad dan Metode Bunyi
Menurut
Alhkadiah, kedua metode ini sudah sangat tua. Menggunakan kata-kata lepas,
misalnya:
Metode Abjad: bo-bo à bobo
la-ri
à lari
Metode Bunyi: na-na à nana
lu-pa à lupa
D.
Rancangan Pembelajaran MMP
1.
Model Pembelajaran MMP
Pada
bagian ini, kita akan berlatih bagaimana melaksanakan pembelajaran MMP dalam
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode
tertentu. Tentu saja, model ini bukanlah satu-satunya acuan yang terbaik, sebab
mengajar itu adalah seni. Masing-masing orang mempunyai gaya dan seni
tersendiri di dalam mengajar. Yang perlu Anda pahami di sini, bukanlah
persoalan teknik dan strategi mengajar, melainkan konsep-konsep pokok
langkah-langkah pembelajaran MMP yang berlandaskan pada penggunaan metode MMP
tertentu.
Mengenai
pemilihan metode pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh guru
bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru dapat memilih metode MMP
yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke dalam dua tahapan,
yakni (a) pembelaran tanpa buku, dan (b) pembelajaran dengan menggunakan buku.
a.
Langkah-langkah Pembelajaran MMP
Tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada
awal-awal anak bersekolah pada minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku
sekolah. Hal ini dapat berlangsung kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan
tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat. Berikut ini akan disajikan salah satu model alternatif
pembelajaran membaca
permulaan
tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Sebelum KBM dilakukan
sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat
merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan
antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus
untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan
ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar
di sekolah. Pilihan variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut.
1)
Menunjukkan gambar
Variasi
ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang melukiskan
sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan
perempuan). Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak.
2)
Menceritakan gambar
Guru menceritakan
gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang terdapat di dalam
gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf yang
pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat
dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda dapat
menyebutkan: “mama” untuk gambar
ibu, “mimi” untuk gambar anak
perempuan, dan “nana” untuk
gambar anak laki-laki, “bapak” untuk
gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat dalam
GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak dan
akrab dengan kehidupan anak.
3)
Siswa bercerita dengan bahasa
sendiri
Selanjutnya,
satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut dengan
bahasanya sendiri.
4)
Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf
(tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fasse
ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan menempelinya
dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai contoh: dibawah
gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini ibu” (bergantung
kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS, Metode Kata, Metode
Eja, dan seterusnya).
5)
Membaca tulisan bergambar
Pada fase
ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan metode yang
dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi pengenalan lambang
tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui proses drill (teknik
tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global atau Metode 26
6)
Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah
proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat
menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tuliannya
saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan di papan
tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan
makna atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat menyajikan
wacana seperti berikut. ini mama ini
mimi ini nana ini mama mimi ini mama nana
7)
Memperkenalkan huruf, suku kata,
kata, atau kalimat dengan bantuan kartu
Berikut
ini akan disajikan berbagai alternatif pengenalan berbagai unsur bahasa melalui
kartu-kartu.
(a) Memperkenalkan unsur kalimat/kata
ini
|
mama
|
…
|
mama
|
ini
|
….
|
…
|
…
|
E.
Penerapan Metode
Pembelajaran MMP
Bagi siswa
kelas rendah (I dan II), penting sekali guru menggunakan metode membaca.
Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa
permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global,
dan metode SAS
Metode eja
adalah belajar membaca yang dimulai dari engeja huruf demi huruf. Pendekatan
yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai
diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri
dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf
atau fonem. Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara
memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata.
Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan
yang dipakai dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya,
metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita.
Metode
pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan II) di
sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok dan sesuai
untuk diterapkan pada siswa. Menurut hemat penulis, guru sebaiknya
mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai
berikut:
1. Dapat menyenangkan siswa
2. Tidak menyulitkan siswa untuk
menyerapnya
3. Bila dilaksanakan, lebih efektif dan
efisien
4. Tidak memerlukan fasilitas dan
sarana yang lebih rumit
Salah
satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam tulisan ini
adalah metode membaca global. Menurut Purwanto (1997:32), “Metode global adalah
metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah
seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang
bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas
(2000:6)
mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara
utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru
mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar.
Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar.
Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi
suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf.
Langkah-langkah
penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1. Siswa membaca kalimat dengan bantuan
gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini
nani
2. Menguraikan kalimat dengan kata-kata:
/ini/ /nani/
3. Menguraikan kata-kata menjadi suku
kata: i – ni na – ini
4. Menguraikan suku kata menjadi
huruf-huruf, misalnya: i – n – i – a – n
– i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca
adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca
merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik, dimulai dari mulai
gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk menerima informasi
dan menelaah informasi tersebut.
Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran
yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di
kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap
awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis
permulaan merupakan menu utama.
Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di
kelas rendah akan diuraikan sebagai berikut :
1.
Metode Eja
2.
Metode suku kata dan metode kata
3.
Metode Global
4.
Metode Struktural Sisntesis (SAS)
5.
Metode Demonstrasi
6.
Metode Diskusi
7.
Metode Ceramah
8.
Metode Penugasan
9.
Metode Tanya Jawab
10. Metode Abjad dan Bunyi
B.
Saran
Dalam makalah ini kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun dari segi
isi. Kami menyarankan pembaca agar ikut peduli mengetahui sejauh mana pembaca
mempelajari tentang “Membaca, Menulis Permulaan”. Makalah ini
dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan tentang Membaca, Menulis Permulaan.
DAFTAR PUSTAKA
Nazama. (2014). Membaca Menulis Permulaan.
[Online]. Tersedia dalam: http://nazama.blogspot.co.id/2014/05/mmp-membaca-dan-menulis-permulaan.html/. [Diakses 14 Oktober 2017].
Demikian Makalah ini saya bagikan, semoga bermanfaat.
Demikian Makalah ini saya bagikan, semoga bermanfaat.